5 Kandidat Besar Hasil Survei ASTI Pilwali Surabaya, Ada 1 Cewek Siapa Ya?

Bacawali Surabaya, Lia Istifhama. (sumber foto doc. Roy. barometerjatim.com)

SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Menjelang Pemilihan Walikota (Pilwali) Surabaya, masih politisi gaek atau pemain lama yang bertengger di posisi atas dalam survei. Setidaknya itu yang dilihat dari hasil survei yang dilakukan oleh ASTI (Akurat Survei Terukur Indonesia).

Manager Operasional ASTI, Baihaki, dalam press rilisnya, menulis ranking lima besar Pilwali Surabaya, yaitu; Wishnu Sakti Buana, yang masih menduduki ranking teratas 27% dibuntuti Armuji 25%, Puti Guntur 23 %, Gus Hans 20%, dan Lia Istifhama (Ning Lia) sebesar 19% yang beda tipis dengan di atasnya.

Bacaan Lainnya

“Kami melakukan survei di Surabaya di awal bulan Januari dengan sampling 1.000 responden melalui wawancara tatap muka door to door pada 31 kecamatan di Surabaya. Margin of error survey tersebut adalah 3 %,” lugas Baihaki. Seperti yang dilansir Harianbhirawa.co.id. Minggu, (02/2/2020).

Baihaki menambahkan, kans Machfud Arifin (MA) yang langsung melejit di pertengahan Januari.

“Satu-satunya calon yang saat ini mengantongi rekom, yaitu MA masih belum menonjol di masyarakat baik popularitas maupun elektabilitasnya. Sehingga perlu gerakan lagi untuk mendongkrak popularitas maupun elektabilitasnya. Mungkin penyebabnya adalah posisi MA yang baru lending saat ini,” tambahnya.

Seandainya pemilu dilakukan hari ini, lanjutnya, masih calon PDI Perjuangan yg masih unggul. Tapi sayang, PDIP sendiri masih blm menentukan kepada siapa kadernya yg mau ditampilkan dalam Pilwali Surabaya ini.

“Saya kira DPP PDIP masih menghitung secara matematis yang layak bertarung dengan MA yang saat ini sudah resmi diusung oleh PAN Gerindra, PKB dan PPP.

Tapi tidak menutup kemungkinan Golkar, PKS, NasDem, da PSI yang belum menetukan pilihan. Apa mereka mau gabung dengan koalisi pengusung MA atau gabung dengan PDIP. Atau malah bikin Poros Baru yang bisa jadi kuda Hitam dari kontestan yang lain kayaknya masih Cair,” ucap Baihaki.

Tim koalisi MA, kata Baihaki, harus hati-hati dalam mengambil pendamping. Harus yang punya basis masa yang jelas sehingga bisa mengangkat popularitasnya dan elektabilitasnya kalau ingin bersaing dengan calon PDIP.

“MA harus mencari pendamping yg punya grassroot massa ke bawah dan yang merakyat. Lebih-lebih millenial, sehingga mewakili pemilih melenial ini yang harus di perhatikan kalau tidak ingin kalah telak dengan calon PDIP,” pungkasnya. (Iib/Ari)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *