BANYUWANGI, RadarBangsa.co.id – Rapat paripurna yang di gelar oleh DPRD Banyuwangi dalam menyepakati Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2020 dan telah disahkan pada hari jum’at , 29/11/2019 lalu.
Rapat dipimpin Ketua DPRD Banyuwangi, I Made Cahyana Negara dan didampingi oleh ketiga wakil pimpinan lainnya.
Target APBD tahun 2020 Kabupaten Banyuwangi terdiri dari pendapatan daerah sebesar Rp3,339 triliun. Pendapatan daerah tersebut bersumber dari pos pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp595,213 miliar, dana perimbangan sebesar Rp2,448 triliun dan lain-lain pendapatan yang sah sebesar Rp296,364 miliar.
Untuk belanja daerah pada APBD 2020 diproyeksi sebesar Rp3,375 triliun dan pembiayaan daerah tahun depan ditarget sebesar Rp35,7 miliar.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, meski telah disahkan, APBD 2020 masih harus dikonsultasikan ke Pemerintah Provinsi Jatim.
“Yang jelas, pemkab telah menghitung situasi ekonomi di 2020. Maka APBD yang kami sahkan ini sudah sesuai dengan antisipasi krisis dan program prioritas, salah satunya penguatan SDM,” ujarnya.
Penguatan SDM yang dimaksud, katanya, penyiapan kalangan milenial terampil dan sekolah yang mendorong sektor kreatif, selain itu pemkab juga telah menyiapkan program penanganan ibu hamil berisiko tinggi dan termasuk lewat program One Student One Client, sebagai bentuk penyiapan SDM berkualitas dari hulu sampai hilir.
Lanjut dia, tak hanya itu Pemkab Banyuwangi juga memberikan perhatian bagi anak-anak kurang mampu yang ingin berkuliah.
Program Beasiswa Banyuwangi Cerdas yang sudah berjalan sejak beberapa tahun terakhir akan tetap dilaksanakan. Selain itu, program pemberian uang saku kepada anak asal keluarga sangat miskin akan ditingkatkan.
Program-program tersebut merupakan bagian dari antisipasi krisis jika ke depan terjadi pemutusan hubungan kerja atau PHK dalam skala besar terjadi di kota-kota besar, Ungkap Anas.
“Uang kiriman dari orang tua yang bekerja di kota besar kepada anak-anak bisa terhenti. Walaupun sudah ada dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), tetapi kalau anak-anak tidak bisa beli tas, sepatu, atau uang saku untuk pergi-pulang ke sekolah, mereka putus sekolah. Nah, kami sudah antisipasi dampak terburuk dari perekonomian di tahun 2020,” paparnya.
Untuk penguatan SDM, pemkab bahkan menyiapkan langkah preventif di bidang kesehatan yang berhubungan erat dengan kualitas SDM.
“Disebut unggul, tentu salah satu syaratnya harus sehat. Maka ke depan kami akan banyak memberikan bantuan instrumen kendaraan kepada institusi agar mereka terlibat dalam penanganan orang sakit yang perlu penanganan khusus dari pemerintah,” katanya.
Program di tahun 2020 tetap diprioritas di infrastruktur untuk peningkatan ekonomi perdesaan dan pariwisata akan ditingkatkan.
“Ke depan, infrastruktur antardesa dan kota terus kami perbaiki, tujuannya biar mobilitasi dari desa ke kota semakin lancar untuk meningkatkan kesejahteraan, Ujarnya.(Hari)