AGRABINTA- CIANJUR, RadarBangsa.co.id – Pemerintah desa Bunisari, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, Ruyatman kepada awak media pada saat bersilaturrahim di desa Bunisari, menceritakan tentang kondisi infrastruktur jalan dan jembatan di desa mereka, di ruang kerjanya, Senin (15/03/2021).
Dengan kondisi Infrastruktur jalan serta jembatan yang tidak mengizinkan ini membuat perekonomian masyarakat tetap lemah dan tidak bisa di genjot untuk berpenghasilan lebih, karena tingginya biaya angkut yang harus mereka keluarkan pada setiap musim panen.
Desa Bunisari ini memiliki luas wilayah cukup luas, yang berbatas dengan desa Neglasari, dan desa Mulyasari serta Kabupaten Sukabumi yang di batasi sungai Cibuni. Namun jumlah penduduk 2.714 jiwa, 1.016 Kepala Keluarga (KK), tersebar di 18 Rukun Tetangga (RT), 4 Rukun Warga (RW), dan 4 dusun.
Jalan protokol desa Bunisari yang sedang rusak berat ini adalah urat nadi perekonomian dua desa yaitu desa Bunisari dengan desa Mulyasari.
Bahkan Kades juga memaparkan, “Plt. Bupati Cianjur H. Herman Suherman bersama rombongannya pernah meninjau langsung jalan yang rusak berat ini, bahkan beliau sempat duduk di dekat jalan yang rusak itu. Jelas lades Ruyatman.
Demikian pula dengan infrastruktur jembatan penghubung antara desa Bunisari Kecamatan Agrabinta dengan kabupaten tetangga kita yaitu Kabupaten Sukabumi, melalui sungai Cibuni.
Sampai sekarang ini sebagai sarana penghubung bagi masyarakat adalah getek (rakit). Dan dengan rakit inilah masyarakat kedua desa ini bisa menyeberangi sungai Cibuni dengan bentangan seluas 120 meter untuk menjual hasil pertaniannya ke Kabupaten Sukabumi.
Masyarakat menjual hasil pertanian ini ke Kabupaten Sukabumi karena jarak jangkauannya sangat dekat dibandingkan bila ke Cianjur.
Mengenai infrastruktur jalan dan jembatan gantung yang kami harapkan tersebut juga telah pernah ditinjau oleh salah seorang anggota DPR RI kita yaitu Buk EEM MARHAMAH ZULFA. HIZ. MM. akan tetapi hasilnya kami belum mengetahui apakah dapat di bantu atau bagaimana.
Segala usaha dan kemampuan yang kami miliki telah kami lakukan untuk melobi pemerintah, baik tingkat kabupaten, provinsi, maupun pusat bagaimana desa Bunisari ini dapat tertolong pembangunan infrastrukturnya baik jalan dan jembatan.
Di desa Bunisari ini tidak ada jalan Kabupaten, provinsi, maupun jalan pusat, yang ada adalah jalan desa, termasuk jalan protokol di depan ini adalah jalan desa. Jelas kades penuh harap dapat perhatian dari pemerintah baik kabupaten, provinsi, maupun pusat.
Dengan status serta kondisi desa Bunisari seperti ini pemdes sangat berharap ada bantuan-bantuan, atau program-program baik yang ada di dinas PUPR tingkat kabupaten, provinsi bahkan sampai nasional agar dapat di alokasikan kepada desa Bunisari dengan membangun infrastruktur jalan dan jembatan gantung di desa.
Sebagai bentuk usaha yang telah kami lakukan untuk mendapatkan perhatian semua pihak yang dapat membantu desa Bunisari ini adalah melalui berbagai macam cara termasuk di antaranya mengajukan proposal, juga lobi kesana-sini.
Demikian juga pembangunan infratruktur jembatan gantung yang berlokasi di Kampung Cipicung sebagai tantangannya, jika ini di pakai dengan anggaran dana desa dalam satu tahun belum cukup. Karena anggaran dana desa Bunisari ini sangat sedikit.
Kalau seandainya kami membangun jembatan gantung tersebut, demi nama baik kedua Kabupaten di antaranya Cianjur dan Sukabumi.
Sekarang masyarakat kita bila mau menyeberang itu masih pakai getek/rakit, dan korban jiwanya disana sudah banyak, sementara hasil bumi ini tetap akan dibawa keluar untuk menjualnya.
Banyak masalah disana, mulai dari tenggelam, motornya jatuh, dan bahkan masalah ini sering sekali kami laporkan dan bahkan sudah ditinjau langsung oleh salah seorang anggota DPR RI kita Buk EEM MARHAMAH ZULFA. HIZ. MM. Terang kades kembali mengulang-ulang pembicaraannya karena betapa besarnya harapan mereka atas terbantunya pembangunan infrastruktur jembatan gantung yang mereka keluhkan sehingga perekonomian dan kesejahteraan masyarakat dapat terdongkrak naik.
Dan inshaa Allah surpe yang ke dua pada bulan desember sehingga di tahun 2022 dapat di laksanaka. Terang kades penuh semangat.
Jadi, jika kami mengandalkan dana desa saja, mau tahun mana pembangunannya bisa selesai, sedangkan dana desa kami sangat sedikit.
Tingginya harapan masyarakat Bunisari akan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan itu bisa di topangkan kepada kemampuan kades baru dilantik ini yang masih berstatus muda dan energik untuk berjalan, melobi kesana kemari.
(AE. Nasution)