BANYUWANGI, RadarBangsa.co.id – Dinas Kesehatan Banyuwangi melaporkan adanya 12 pasien sembuh dari covid 19. Enam di antaranya adalah santri di salah satu pondok pesantren, sehingga total santri yang dinyatakan sembuh ada 10 orang.
“Santri yang dinyatakan sembuh terus bertambah dan kini mencapai 10 santri. Angka ini akan terus bertambah seiring dengan masa isolasi santri yang sudah terpenuhi,” kata Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, dr Widji Lestariono, Kamis (3/9/2020).
Rio mengaku optimis angkanya terus bertambah banyak, karena santri-santri tersebut memang tergolong OTG dan bergejala ringan. “Di samping usianya yang rata-rata masih muda sehingga daya tahan tubuhnya juga masih fit. Jadi saat masa isolasi selesai, juga diperiksa kondisinya baik dan tidak bergejala, maka dinyatakan sembuh,” kata Rio, panggilan akrab Widji Lestariono.
“Kami juga masih terus fokus pada penanganan di pondok pesantren yang dalam masa karantina ini,” imbuhnya.
Bersamaan dengan itu, juga dilaporkan adanya penambahan 15 kasus baru. Sembilan di antara mereka sebelumnya adalah pasien suspek yang hasil uji swabnya dinyatakan terkonfirmasi covid 19.
“Lalu ada pula enam karyawan yang bekerja di satu kantor. Mereka yang terpapar covid sudah melakukan isolasi, dan kontak erat mereka juga sudah kita lakukan tracing,” jelasnya.
Dengan hasil tersebut, kini per 3 September 2020 di Banyuwangi ada 830 kasus konfirmasi covid, dengan 103 pasien sembuh, dan 13 meninggal dunia. Yang masih dalam perawatan ada 714 orang.
Rio kembali mengingatkan warga untuk teus patuh dan disiplin pada upaya pengendalian covid 19. Memakai masker dengan benar, banyak cuci tangan, dan menjaga jarak dengan orang lain.
“Terlepas dari klaster pondok pesantren, beberapa minggu terakhir ini terlihat peningkatan jumlah kasus covid. Kondisi ini menjadi perhatian utama pemerintah,” kata Rio.
Menurut Rio, kondisi ini menunjukkan upaya pengendalian penularan pandemi virus Corona belum konsisten. Dia menyebut pengendalian ini bukan hanya jadi tugas pemerintah, tapi juga masyarakat.
“Ini artinya kita belum sepenuhnya berhasil menekan dan mencegah penularan secara konsisten. Ini jadi tugas kita semua, bukan hanya pemerintah, tapi juga seluruh warga masyarakat, agar betul-betul patuh menerapkan kedisiplinan, protokol kesehatan baik individu maupun masyarakat secara kolektif,” papar Rio.
(Hari)