LAMONGAN, RadarBangsa.co.id – Warga Desa Plosowahyu Kecamatan/Kabupaten Lamongan Jawa Timur sangat menyesalkan adanya penumpukan sampah dan puing – puing ranting kayu yang ada di bawah jembatan jalan nasional tepatnya di Jembatan Plalangan.
Besi penyangga jembatan yang ada di jalan Nasional Lamongan tersebut menuai protes warga, karena sejak tahun 2019 belum diambil, padahal sebagai potensi banjir. Ini ada dugaan adanya pembiaran. Hal ini disampaikan disampaikan warga melalui Kepala Desa Plosowahyu, Agus Susanto.
Pasalnya, hal ini terjadi karena adanya besi penyangga jembatan Plalangan, menurut informasi yang ada dulu besi penyangga jembatan dipasang (Nopember 2019) untuk dilalui mobil raksasa pertamina dari Gresik ke Cepu.
“Sampai saat ini belum diambil, padahal ini berpotensi penyebab banjir jika musim penghujan air penuh yang akan berakibat fatal ke pemukiman dan lahan tambak petani.
Beberapa kali sudah dilaporkan ke pihak terkait, belum ada tanggapan,” kata Kades Agus saat berunding dilokasi yang rencananya akan dilakukan pembersihan pada sumber penumpukan sampah. Selasa (24/08/2021)
Sebelumnya Kades Agus sudah berkali kali melaporkan hal ini, menurut pengakuan kepada Teddy pihak staf Balai Besar Jalan Nasional (BBJN) provinsi. Menurutnya, “Iya pak Agus, mohon maaf kemarin lusa sudah saya hubungi PT. Rekayasa Industri (Rekind).
PT. Rekayasa Industri (Rekind) yang berkantor di Jl. Kalibata Timur I No. 36. Kalibata Jakarta yang buat perkuatan jembatan.
Tidak milik PU,” tuturnya. Kendaraan Trailler super berat melewati jembatan sampai Bojonegoro.
Selanjutnya masih saja belum ada tanggapan, akhirnya Kades Agus menanyakan kembali kepada Teddy, “Ini masih kurang 1 unit Trailler yang belum lewat.
Insya’Allah dalam tanggal 10 januari 2020 sudah bisa dilepas semua yang dibawah jembatan,” ujar Kades Agus menirukan hasil konfirmasi ke Teddy.
Ditambahkan Kades Agus, kebetulan wilayah Desanya yang dilalui aliran sungai Plalangan dan setiap saat selalu disibukkan dengan kegiatan pembersihan sampah dan puing – puing ranting kayu yang terhambat akibat adanya besi penyangga dibawah jembatan Plalangan tersebut.
Warga di sekitar aliran Sungai Plalangan yaitu di Desa Plosowahyu Kecamatan Lamongan juga sudah berkonsekuwen dan berkomitmen dalam kesiapsiagaan bencana dan kebersihan sungai.
Namun, pihaknya berharap kepada Forkopimda dalam hal ini Dinas dan para pihak terkait untuk bertanggung jawab atas keberadaan besi penyangga tersebut untuk segera diambil sebelum musim penghujan tiba.
Sementara, Camat Lamongan Drs. Fatkhur Rozi, M.M., dalam hal ini menyampaikan, terima kasih. Saya juga sudah kordinasi dengan instasi yang membidangi.
Menurutnya, kabar terakhir yang saya terima terkait belum dilepasnya baja penyangga karena pengiriman alat berat seperti yang dulu belum kelar.
Mungkin sebelumnya, sudah pernah melaporkan untuk diteruskan ke pihak terkait. Kata Camat Rozi, “Sudah, dan sudah saya komunikasikan ke Dishub sebagai instasi yang dulu mengkoordinasikan kegiatan tersebut,” ujar Camat Rozi singkat.
Dr Mugito MM, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lamongan apa sebelumnya sudah menerima laporan atau sudah pernah melaporkan untuk diteruskan ke pihak terkait, dalam hal ini berkoordinasi.
Menurut Mugito, “Kalau Lapangan langsung ke BPBD, ingatku belum. Bisa jadi laporan masuk ke Dinas DPU SDA atau ke Dinas Perhubungan (Dishub),” tuturnya.
Kepala Dinas Perhubungan Lamongan Ahmad Farikh, S.H., M.M., informasinya selaku pihak yang berkaitan mengkoordinasikan kegiatan tersebut mengatakan, “Tolong disampaikan ke PU Bina Marga,” jawabnya singkat.
Plt. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (DPU SDA) Lamongan Drs.Ec. M. Jupri, M.M., saat dikonfirmasi sampai berita ini di turunkan, pihaknya belum memberikan keterangan persnya.
Terkait hal ini pihak media radarbangsa Kepala Perwakilan Biro Lamongan juga melakukan konfirmasi ke pihak PT. Rekayasa Industri di yang berkantor di Jl. Kalibata Timur I No. 36. Kalibata Jakarta melalui Email:corpsec@rekayasa.co.id, sebagai muatan berita selanjutnya.
(ful/har/edi)