LAMONGAN, RadarBangsa.co.id – Pemadatan tahapan pekerjaan pembangunan jalan proyek pertamina yang meliputi jalan pertanian warga di Desa Canggah, Desa Beru, dan Desa Simbatan di Kecamatan Sarirejo, Kabupaten Lamongan Jawa Timur menuai protes dari warga setempat.
Pasalnya, warga mempertanyakan kejelasan status jalan pertanian tersebut, yang kondisi riil dilapangan lebarnya kurang lebih 4 m. Namun, sekarang dilebarkan menjadi antara 10 meter sampai 12 m oleh pertamina.
Sedangkan selisih jalan antara 2 m, 2,5 m sampai 3 meter berdasarkan patok baru dari program sertifikat masal PTSL (Pendaftaran Tanah Sistimatis Lengkap) baru – baru ini. Dalam prakteknya selama ini difungsikan warga masyarakat petani bercocok tanam.
“Pekerjaan jalan tersebut menjelang dimulai, maka sebelumnya warga hanya diberi uang ganti untung tanamannya saja bukan sebagian lahan pertanianya yang digunakan jalan pertamina diganti untung.
Untuk uang ganti untung tanamannya dengan jumlah yang bervariasi antara Rp500 ribu, Rp1 juta dan ada yang Rp1,5 juta an sesuai dengan jumlah total luas lahannya. Jum’at (11/06/2021).
Selain itu, warga juga mempertanyakan Jalan Usaha Tani (JUT) tersebut ketika ada proyek pertamina mengapa baru sekarang ditertibkan dikembalikan kok tidak dari dulu ditertibkan.
Sesuai ukuran asalnya dulu ukuran lebarnya antara 10 m – 12 m, soal benar tidaknya versi pemerintah desa. Namun, semua paling tidak ada dasar hukum yang mengikat. “Padahal, sepengetahuan warga itu Jalan Usaha Tani atau Jalan Pertanian,” terang Saikhun warga setempat.
Hal senada, H. So’im selaku warga setempat mewakili warga lainnya dia mengatakan, sepengetahuan saya pihak pertamina dinilai tidak ada rapat koordinasi yang baik dengan pemerintahan desa sesuai tahapan – tahapan yang ada.
Waktu itu memang saya diundang sekali saat ada rapat koordinasi membahas adanya proyek pertamina, dan pihak pertamina hanya pamit (ijin) jadi sebatas pemberitahuan saja.
Selanjutnya bagaimana tahapanya kami juga tidak dikasih tahu oleh pemerintah desa Beru,” ujarnya.
Dia juga mempertanyakan, ada warga yang bilang, enak ya jalan pertanian yang dekat dengan kulang minyak pertamina dilebarkan dan nanti jadi mulus, kalau panen akan lebih nyaman.
“Lalu bagaimana nanti apa jalan tersebut akan dipagar oleh pihak pertamina dan warga tak akan boleh lewat, karena pastinya yang lewat adalah kendaraan (armada) khusus pertamina.
Hal tersebut menjadi perbincangan warga, “Saya mendengar sendiri karena saya sebagai wakil dari masyarakat, Ketua BPD (Badan Permusyawaratan Desa) setempat.
Dengan kondisi seperti ini jalan pertanian milik dusun atau desa itu dibangun oleh pihak pertamina, harapan kami tolong di kaji ulang, pindahkan pembangunan ini ke lokasi lain atau beli lahan baru sebelum pekerjaan jalan ini dilanjutkan,” pintanya.
(Iful/Har/Tio)