JAKARTA, RadarBangsa.co.id – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, mengingatkan masyarakat Indonesia untuk tetap waspada terhadap sejumlah fenomena cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor. Puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Januari hingga Februari 2025, dengan curah hujan yang sangat tinggi di beberapa wilayah.
“Kami minta semua pihak tetap waspada, terutama menghadapi potensi hujan lebat dan banjir akibat cuaca ekstrem,” ujar Dwikorita dalam keterangan tertulis yang diterima pada Senin (6/1).
Dwikorita menjelaskan beberapa fenomena yang berpotensi memperburuk kondisi cuaca saat ini, di antaranya:
– Pengaruh Monsun Asia: Membawa angin dan uap air yang memicu curah hujan tinggi di berbagai wilayah Indonesia.
– Gelombang Ekuator: Meningkatkan risiko cuaca buruk di Sulawesi Selatan.
– Suhu Perairan Hangat: Memperburuk pembentukan awan hujan, khususnya di wilayah Makassar, Bone, dan sekitarnya.
“Curah hujan tinggi ini dapat menyebabkan banjir, terutama di daerah dengan sistem drainase yang kurang baik atau daerah rawan banjir,” jelasnya.
BMKG telah memasukkan sejumlah daerah seperti Makassar, Maros, dan Bone dalam kategori siaga. Di wilayah ini, curah hujan diperkirakan mencapai 100 mm dalam satu hari, yang berpotensi besar menyebabkan banjir. Selain itu, masyarakat di sekitar perairan Sulawesi Selatan diimbau waspada terhadap potensi gelombang tinggi.
“Gelombang bisa mencapai satu setengah meter, terutama di Selat Makassar dan perairan sekitar Pulau Selayar. Kami harap para nelayan mempersiapkan diri dan menghindari kegiatan di laut saat kondisi buruk,” tegas Dwikorita.
BMKG menekankan pentingnya mitigasi bencana, seperti peringatan dini cuaca ekstrem serta langkah penanggulangan banjir dan tanah longsor. Dwikorita juga mendorong masyarakat untuk memanfaatkan aplikasi BMKG untuk mendapatkan informasi terkini terkait cuaca.
“Informasi tentang potensi cuaca ekstrem dan bencana bisa didapatkan melalui aplikasi BMKG yang dapat diunduh di ponsel. Dengan informasi yang cepat dan akurat, kita semua dapat lebih siap dalam menghadapi bencana,” tutupnya.
BMKG mengimbau masyarakat untuk:
1. Memantau informasi cuaca secara rutin melalui aplikasi BMKG atau media resmi.
2. Meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir dan tanah longsor, terutama di daerah rawan.
3. Menghindari aktivitas di laut jika kondisi gelombang sedang tinggi.
Dengan langkah mitigasi dan kewaspadaan yang baik, diharapkan dampak dari bencana hidrometeorologi dapat diminimalisir.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin