JAKARTA, RadarBangsa.co.id – Perusahaan minyak dan gas bumi asal Inggris, BP, mengumumkan rencana pemangkasan lebih dari 5% tenaga kerjanya secara global sebagai bagian dari strategi efisiensi biaya.
Rencana ini terungkap dalam sebuah memo internal yang diperoleh Reuters. BP berencana melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap sekitar 4.700 karyawan, termasuk 3.000 kontraktor.
Pada tahun lalu, CEO BP, Murray Auchincloss, menyatakan akan memangkas biaya perusahaan hingga setidaknya USD 2 miliar pada akhir 2026. Langkah ini bertujuan meningkatkan keuntungan sekaligus merespons kekhawatiran investor mengenai strategi transisi energi perusahaan. Strategi ini juga berupaya memulihkan kepercayaan setelah pengunduran diri CEO sebelumnya, Bernard Looney, pada September 2023 akibat kegagalannya mengungkapkan hubungan pribadi dengan karyawan.
PHK ini dilakukan setelah BP meninjau seluruh divisinya. Saat ini, perusahaan memiliki sekitar 90.000 tenaga kerja di seluruh dunia.
“Kami masih memiliki banyak hal yang perlu dilakukan tahun ini, tahun depan, dan seterusnya. Namun, kami terus membuat kemajuan signifikan dalam memposisikan BP sebagai perusahaan yang lebih sederhana, fokus, dan bernilai tinggi,” ujar Auchincloss dalam memo tersebut, seperti dilansir Reuters, Jumat (17/1/2025).
Hingga kini, rincian pasti pemangkasan belum diungkapkan. Namun, dalam memo terpisah yang dikirimkan Kepala Divisi Teknologi BP, Emeka Emembolu, kepada timnya, diperkirakan sekitar 1.100 posisi akan dihilangkan melalui redundansi atau pemindahan pekerjaan dari Inggris dan Amerika Serikat ke Hungaria, India, dan Malaysia. Meski demikian, BP menolak memberikan komentar terkait memo tersebut.
Saham BP mencatat kinerja kurang baik dalam setahun terakhir, turun lebih dari 5%. Angka ini serupa dengan kinerja perusahaan Prancis, TotalEnergies, namun kontras dengan kenaikan 5,5% yang diraih Shell dan lonjakan 14% oleh Exxon Mobil.
Auchincloss, yang mulai menjabat sebagai CEO setahun lalu, dijadwalkan memaparkan strategi barunya dalam acara hari investor pada 26 Februari mendatang. Ia mengambil langkah besar untuk membalikkan kebijakan pendahulunya yang mengurangi ketergantungan pada minyak dan gas.
Sebagai bagian dari strategi baru, BP bersama perusahaan pembangkit listrik Jepang, JERA, sepakat untuk membentuk salah satu operator tenaga angin lepas pantai terbesar di dunia pada akhir tahun lalu.
Sementara itu, pesaing BP, Shell, juga telah memangkas jumlah tenaga kerjanya dalam beberapa tahun terakhir. Langkah tersebut dilakukan sebagai bagian dari strategi penghematan biaya di bawah CEO Wael Sawan, termasuk pemotongan 20% di divisi eksplorasi minyak dan gas serta pengurangan di divisi energi rendah karbon.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin