BANYUWANGI, RadarBangsa.co.id – Usai dilantik menjadi Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani rutin menggelar pengajian kitab kuning yang dikemas Festival Smart Santri. Apa yang dilakukan Ipuk mendapat apresiasi dari para kiai.
Smart Santri merupakan rangkaian pengajian kitab kuning digelar secara hybrid yang diikuti santri, Aparatur Sipil Negara (ASN) dan warga Banyuwangi, baik secara daring melalui aplikasi zoom dan channel, serta secara luring dengan pembatasan peserta dan penerapan protokol kesehatan.
“Inovasi ini mungkin satu-satunya. Pemkab bikin pengajian online bagi santri dan masyarakat, yang juga diikuti juga para ASN. Jadi tidak ada alasan lagi ASN dan kita semua tidak sempat mengaji karena sibuk. Sekarang sudah dibuatkan pengajian online oleh pemerintah sehingga bisa disimak dari mana saja. Insyaallah pahalanya sama,” kata pengasuh pondok pesantren Darussalam KH. Muhammad Faidzin, KH. Faizin, saat menjadi tuan rumah Smart Santri.
Di gelaran ketiga kalinya Smart Santri digelar di Pondok Pesantren Darussalam, Desa Kajarharjo, Kecamatan Kalibaru, Rabu malam (7/4/2021).
Smart Santri digelar secara regular, dua kali dalam sebulan yang digelar di tiap Rabu malam. Berpindah dari satu pesantren ke pesantren yang lain dengan melibatkan kiai-kiai di Banyuwangi untuk mengisi tauziah.
KH. Faidzin sangat mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya smart santri merupakan bentuk tanggung jawab seorang pemimpin memperkuat keruhanian warganya.
Apalagi menurut KH. Faizin kitab kuning merupakan tradisi masyarakat Indonesia. Kitab Kuning identik dengan pola pendidikan agama Islam di pondok pesantren yang merupakan kitab klasik yang ditulis beberapa abad yang lalu.
“Kitab kuning itu merupakan tradisi pondok pesantren. Banyak ilmu, sejarah, dan hal positif lainnya yang kita dapat dari membaca kitab kuning,” kata KH. Faizin.
Gelaran Smart Santri kali ini juga diisi dengan tausyiah dari Kyai Iskandar Zulkarnain yang mengangkat tema Instrospeksi Diri dan Hikmah Ramadhan merujuk pada kitab hikmatu tasyri’ wa falsafatuhu karya Syekh Ali Ahmad Al-Jurjawi.
Terkait pentingnya instrospeksi, Iskandar berpedoman pada Abu Bakar Al Baqillani. Seorang imam yang mempunyai andil besar dalam menyebarluaskan paham Asy’ariyyah atau Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Beliau juga seorang ulama yang sangat religius dan selalu menjaga dirinya dari perbuatan yang tercela.
“Beliau ini mengajarkan kita untuk selalu sibuk mengintrospeksi diri sendiri sehingga tidak punya waktu untuk mengoreksi kekurangan orang lain. Semoga kita semua yang mengikuti pengajian ini bisa menjadi pribadi yang senantiasa berinstropeksi dan menjauhi perbuatan tercela,” kata Iskandar.
Sementara Bupati Ipuk berharap agar ASN, santri, dan warga Banyuwangi menyempatkan diri untuk mengaji kitab kuning. Menurutnya minimal akan mendapatkan siraman rohani sebagaimana para santri.
Menurut Ipuk banyak hal yang didapat dari mengaji kitab kuning, apalagi menjelang Ramadan seperti saat ini.
“Ini ngaji bareng kita sebelum Ramadan. Semoga dengan mengikuti kegiatan ini, kita semua bisa mendapatkan bekal spiritual yang cukup sehingga bisa melaksanakan ibadah puasa dengan khusyu’, ikhlas, dan nikmat hingga akhir,” kata Ipuk. (*/Har)