Cak Thoriq Bupati Lumajang Menilai Keberadaan Burung Hantu Efektif Kendalikan Hama Tikus

Cak Thoriq Bupati Lumajang saat menyerahkan Burung Hantu jenis Serak Jawa (Tyto Alba) kepada Kelompok Tani Sumoroto II, di wilayah Desa Tempurejo

LUMAJANG, RadarBangsa.co.id – Bupati Lumajang Thoriqul Haq (Cak Thoriq) mengatakan, bahwa dirinya menilai upaya pengembangbiakkan burung hantu tersebut untuk menanggulangi serangan hama tikus di area persawahan. Mengingat, burung hantu sangat efektif untuk mengendalikan hama tikus yang kerap membuat tanaman padi para petani terancam gagal panen.

“Keberadaan burung hantu sangat bermanfaat untuk menanggulangi serangan hama tikus di area persawahan, karena burung hantu sangat efektif untuk mengendalikan hama tikus merusak tanaman yang dapat menggagalkan panen,” kata dia saat menyerahkan Burung Hantu jenis Serak Jawa (Tyto Alba) kepada Kelompok Tani Sumoroto II, di wilayah Desa Tempurejo Kecamatan Tempursari Kabupaten Lumajang, Minggu (30/8/2020).

Bacaan Lainnya

Menurut dia, ide dan inovasi yang dilakukan oleh salah satu Kelompok Tani yang berada di wilayah Kecamatan Tempursari tersebut luar biasa, karena menyelesaikan problem pertanian dengan cara yang benar yaitu salah satunya dengan melakukan pengembang biakan burung hantu jenis Tyto Alba.

“Kita sering kali begitu ada hama tikus selalu berpikir untuk menyelesaikannya dengan cara diberikan obat, namun Kelompok Tani Sumoroto II memiliki ide dan inovasi yang luar biasa, karena kelompok tani ini bersepakat untuk menyelesaikan problem pertaniannya dengan cara yang benar dengan mengembangbiakkan burung hantu,” ujarnya.

Dirinya juga berharap, agar inovasi dengan pemanfaatan burung hantu kembali dibudidayakan di sekitar areal persawahan, dan dapat dijadikan contoh bagi pertanian di kelompok tani yang lain.

“Semakin banyak burung hantu disekitar persawahan, maka hama tikus akan semakin berkurang. Dengan begitu, Saya berkeinginan begitu ini lebih produktif dan persawahannya lebih bagus harapannya nanti punya nilai tambah,” terang dia

Dalam kesempatan tersebut, Cak Thoriq juga berpesan agar budidaya burung hantu tetap dijaga secara bersama-sama, jangan sampai ada warga yang ingin memburu burung hantu ini dengan cara ditembak.

Sementara itu, untuk saluran irigasi harus ditata, karena para petani pastinya mengerti bagaimana caranya membuat saluran air dan mendapatkan air. Maka, semua itu harus dilakukan dengan musyawarah antar petani, sehingga nantinya tidak ada lagi kesalah pahaman antar petani terkait saluran air.

(Kmf/Ari)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *