SIDOARJO, RadarBangsa.co.id – Calon Gubernur (Cagub) Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, melakukan kunjungan ke Pasar Tradisional Larangan di Sidoarjo pada Kamis pagi (24/10). Kehadirannya disambut meriah oleh para pedagang pasar yang antusias memberikan semangat dan doa agar Khofifah melanjutkan kepemimpinannya di periode 2024-2029.
Kunjungan Khofifah didampingi oleh Ketua Himpunan Pedagang Pasar Larangan, H. Soleh, serta Ketua Kormin Jatim, Hudiono, bersama sejumlah pengurus dan relawan pemenangan calon gubernur nomor urut 2. Sambutan hangat terlihat dari senyuman para pedagang yang menyapa Khofifah dengan penuh semangat dan harapan besar akan masa depan yang lebih baik.
“Alhamdulillah, selalu ada semangat dan doa. Kami saling menyapa penuh kehangatan,” ujar Khofifah saat berbicara dengan para pedagang. Ia juga menyampaikan rasa syukurnya atas antusiasme para pedagang yang memberikan dukungan moral terhadap dirinya. Ia berharap, segala doa dan kebaikan yang diberikan kepadanya akan kembali berbalik menjadi kebaikan bagi para pedagang pasar di Sidoarjo, yang dikenal dengan sebutan Kota Delta.
Pada kesempatan tersebut, Khofifah tidak hanya berbicara soal pemilihan gubernur, tetapi juga menyampaikan ide-ide penting terkait pengembangan ekonomi, khususnya untuk para pedagang pasar tradisional. Menurutnya, pasar tradisional memiliki peran vital dalam perekonomian rakyat, dan oleh karena itu perlu ada upaya berkelanjutan untuk meningkatkan keberlangsungan dan daya saingnya.
“Perekonomian perlu terus ditingkatkan, khususnya untuk para pedagang pasar tradisional. Kita harus siap bersaing dengan perubahan zaman,” jelas Khofifah.
Ia menjabarkan beberapa program yang akan diusulkan untuk mendukung eksistensi pasar tradisional, seperti peningkatan infrastruktur pasar dan penerapan teknologi digital yang sesuai dengan tuntutan zaman. Khofifah menyadari bahwa agar pasar tradisional tetap relevan, para pedagang harus mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi.
Salah satu program yang ia canangkan adalah pendampingan dan pelatihan bagi pedagang pasar, termasuk dalam hal penggunaan teknologi digital. Khofifah menyebutkan bahwa nantinya pemerintah akan memberikan kursus khusus untuk pedagang guna meningkatkan literasi digital mereka. Dengan demikian, para pedagang dapat memanfaatkan platform digital untuk memperluas jangkauan penjualan mereka.
“Termasuk akan ada aplikasi yang nantinya disosialisasikan bagi para pedagang agar mereka bisa berjualan langsung kepada pembeli dan menjangkau calon pembeli secara online,” ujar Khofifah.
Aplikasi ini, lanjut Khofifah, akan memudahkan pedagang untuk menjual produk mereka secara daring, sekaligus membantu mereka bersaing dengan toko-toko modern dan platform e-commerce yang semakin marak. Ia yakin bahwa pemanfaatan teknologi adalah langkah yang tepat untuk menjaga keberlangsungan pasar tradisional di era digital ini.
Khofifah juga menyoroti pentingnya literasi digital bagi para pedagang pasar tradisional, yang kini sudah menjadi kebutuhan pokok. Sebagai contoh, ia menyebutkan bahwa di Pasar Jombang, sebagian besar pedagang telah memanfaatkan alat pembayaran digital seperti QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Ini menunjukkan bahwa pasar tradisional juga mampu beradaptasi dengan tren teknologi yang berkembang.
“Literasi digital kini bukan lagi pilihan, tetapi sudah menjadi kebutuhan. Pasar-pasar tradisional kita, seperti yang di Jombang, sudah banyak yang menggunakan pembayaran digital QRIS. Saya harap pasar di sini juga bisa segera mengikuti jejak itu,” tambahnya.
Kehadiran Khofifah di Pasar Larangan ini tidak hanya menumbuhkan harapan bagi para pedagang, tetapi juga menjadi momen penting untuk memperkuat komitmen dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat Sidoarjo, khususnya para pedagang pasar tradisional. Dengan berbagai program yang ia tawarkan, diharapkan pasar tradisional dapat terus bertahan dan berkembang di tengah persaingan dengan pusat perbelanjaan modern.
Penulis : Rino
Editor : Zainul Arifin