SUMENEP, RadarBangsa.co.id – Dibalik kerusuhan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Juruan Laok Kecamatan Batuputih Kabupaten Sumenep Jawa Timur, pada tiga hari yang lalu Kamis 7 Nopember 2019. Ada cerita pilu dari inisial (Hr) Ketua Panitia Pilkades Juruan Laok. Saat saya dipegang 6 orang, gak ada yang nolong. Tiba-tiba seorang anggota TNI mendekat dan mengevakuasi Saya dari lokasi. Kalau tidak ditolong dia, mungkin matilah Saya!. Sabtu (9/11/2019).
Kepada sejumlah media, inisial (Hr) Ketua panitia Pilkades bercerita, awal kerusuhan itu terjadi sekitar dua jam dimulai pencoblosan. Diperkirakan ada seribu warga telah menyalurkan hak pilihnya.
Secara tiba-tiba aparat keamanan dari Polres Sumenep minta ke panitia Pilkades agar menghentikan pelaksanaan pemungutan suara. Karena ketika itu ratusan massa datang dengan sikap bringas, bertindak melakukan pengrusakan tempat pemungutan suara (TPS), kotak suara dihancurkan, kertas suara dihambur-hamburkan, kursi dan tenda bilik suara untuk pemilih dirusak.
“Batu kerikil mulai melayang ke arah panitia, ratusan warga merapat ke TPS, panitia dikepung massa. Enam orang pegang saya, baju saya sampai robek,” tuturnya.
Lanjut cerita Hr, saat kerusuhan itu barang pribadi milik panitia Pilkades ikut hilang. Uang panitia sebesar enam juta rupiah hilang, dua handphone android, dan yang lainnya masih kita inventarisir.
Selama proses Pilkades Juruan Laok, (Hr) mengatakan selalu berkoordinasi dengan petugas keamanan. Bahkan sebelum insiden kerusuhan, panitia sudah melaporkan bahwa ada pertemuan warga atau para perusuh.
“Saat 300 orang massa mulai bergerak ke lokasi Pilkades, sudah dilaporkan, hingga kerusuhanpun benar-benar terjadi”, ungkap Hr.
Pasca kejadian kerusuhan, sudah ditetapkan bahawa Pilkades Juruan Laok ditunda dan akan digelar kembali pada hari kamis tanggal 14 November 2019 mendatang.
Inisial (Hr) Ketua Panitia Pilkades Juruan Laok, yang tak lain bernama terang Hartono, juga merupakan pengurus harian Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumenep, mengaku tak gentar dengan seribu ancaman untuk melaksanakan pesta demokrasi di Desa Juruan Laok.
Hartono menyampaikan bahwa, upaya penggagalan Pilkades Juruan Laok terencana dan terstruktur. Seluruh panitia Pilkades juga mendapat ancaman serangan (teror) bolak-balik. Rumah ketua panitia sempat akan dibakar, namun berhasil digagalkan. Bahkan rumah salah satu Calon Kepala Desa sempat dilempari bom ikan (bondet).
Atas nama Panitia Pilkades, Hartono berharap Polres Sumenep dapat menangkap otak aksi penyerangan lokasi Pilkades Juruan Laok tersebut. Otak penyerangan bukan dua orang yang ditangkap kemarin, itu ada aktornya. Dan polisi belum menangkap otaknya.
Saat ini, kata Hartono, proses persiapan pelaksanaan Pilkades ulang Desa Juruan Laok telah dikomunikasikan ke panitia tingkat Kabupaten. Laporan ke Bupati Sumenep sudah disampaikan.
“Intinya, Pilkades Juruan Laok harus tetap digelar”, punkasnya. (Ong).