Dampak Limbah Pabrik KWI, Petani Tuntut Ganti Rugi, Ada apa Dengan Kades Paji

Tanaman padi milik warga Desa Paji Pucuk yang tercemar kebocoran limbah pabrik PT Kayan Wood Industries (KWI ) 12/05/2022

LAMONGAN, RadarBangsa.co.id – Para petani desa Paji Kecamatan Pucuk, Kabupaten Lamongan menjerit. Melihat tanaman padinya tercemar kebocoran limbah pabrik PT Kayan Wood Industries (KWI ) 12/05/2022

Pabrik yang produksi kayu lapis (triplek) berlokasi di Jalan Raya nasional Lamongan arah menuju Babat pukul 06.30 – 07.30 WIB diduga mengeluarkan serbuk halus dari cerobong mengepul padat hitam gelap dan deras keluar dari cerobong pabrik menuju lokasi persawahan warga.

Bacaan Lainnya

Yanto, petani asal Desa setempat mengatakan kejadian ini hanya sekitar satu jam, waktu itu kebetulan pas saya menanam padi disawah dikira ada kebakaran dan semburat para petani berlari meningalkaan tempat,” ungkap salah satu buruh tani Yanto

Saya mengambil benih (wineh) yang akan ditanam dan juga pemilik lahan yang kena dampak paling parah saat berada di lahan sawahnya juga ikut berlari meninggalkan lokasi, karena dikira kebakaran,

Setelah diketahui bahwa kejadian tersebut bukan kebakaran. Namun, serbuk kayu (grajen) atau limbah pabrik akhirnya mereka kembali ke lokasi untuk mengamati kejadian tersebut sampai selesai.

“Kemudian kata Yanto Dasuli yang ada dilokasi, disarankan untuk me laporkan ke Kepala Desa ini imbas (terdampak) dari pabrik soalnya,” tandasnya.

Berdasarkan pantau awak media dilokasi dampak dugaan kebocoran limbah pabrik KWI memang betul adanya karena sisa-sisa serbuk kayu yang bercecer di lokasi sawah para petani masih terlihat.

Tanaman padi yang rata-rata baru berumur sekitar satu sampai dua pekan itu tak bisa tumbuh dengan subur. Bahkan tanaman padi yang diduga terdampak kebocoran limbah paling parah milik Dasuli padinya layu tidak seperti lainnya

Sementara, Dasuli asal Desa Paji pemilik lahan pertanian (sawah) yang terdampak paling parah saat wartawan bertandang kerumahnya membenarkan kejadian tersebut.

Iya memang benar kejadian itu, serbuk halus mengepul padat hitam gelap dan deras keluar dari cerobong pabrik menuju sawah tidak hanya punya saya tapi juga termasuk sawah milik pak Eko dan pak Jono.

Ia, mengeluh dan khawatir karena yang kena dampak tanaman padinya.saya melaporkan kejadian ini ke pak Kades (Kepala Desa), kebetulan pak Kades sedang bepergian ke Banyuwangi akhirnya adiknya pak Kades saya mintai tolong untuk melihat ke lahan sawah kami.

Saya mendatangi ke Kantor Desa Paji ketemu perangkat desa saya lapor dan selanjunya perangkat desa bersama Babinsa dan Bhabinkantibmas melihat ke lokasi termasuk juga pihak utusan pabrik ke lokasi.

Saat ditanya bagaimana tanggapan pihak pabrik atas kedian ini. Dasuli mengatakan Lah itu, sampai saat ini belum ada respon sama sekali dàn belum tau solusinya bagaimana.

“Harapan kami, namanya petani itu sengsara jadi ya bagaimana baiknya saja,” keluh kesah Dasuli disampaikan.

Diakui dia, terdampak diduga limbah pabrik KWI yang terparah adalah lahan miliknya seluas kurang lebih 7000 M2 dan milik Eko seluas kisaran 2800 M2 serta lahan sawah milik Jono seluas 1.400 M2.

Menurutnya ini pernah terjadi. Saat itu cairan kental seperti getah kayu dari cerobong mengalir ke pagar, ini dibagian ujung barat belakang pabrik yang letaknya terlalu mepet pagar. Setelah mendapatkan laporan akhirnya cerobongnya ditinggikan.
Namun, kali ini kejadian terparah selama pabrik ini berdiri.

Dalam hal ini, Yation Aris Kepala Desa (Kades) Paji saat dikonfirmasi adanya dugaan limbah pabrik KWI yang berdampak pada tanaman padi milik warganya.

Sampai berita ini ditayangkan, Kades Yation Aris mengatakan dengan entengnya, Aman. Sambungnya, sudah selesai dan terimakasih atas infonya,” singkatnya.

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lamongan, H. Anang Taufik saat dimintai keterangan atas kejadian ini, pihaknya membenarkan.

kejadian ini memang benar terjadi dan kami sudah menerima laporan atas kejadian tersebut. Kamis, (12/05).

Selanjutnya, ujar Anang Taufik, pihak kami akan segera melakukan kroscek ke lokasi. Pastinya DLH melalui bagian pengawasan perusahaan.

“Ditegaskan olehnya, kami yang pasti wat wet dan sat set

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *