SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Program Bus Trans Jatim yang diinisiasi oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Emil Dardak selama lima tahun masa kepemimpinan mereka dinilai memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat. Salah satu manfaat utama yang dirasakan adalah dari segi ekonomi, di mana masyarakat dapat menikmati transportasi yang nyaman dan hemat biaya.
Kholidah, seorang warga Cerme Gresik, mengungkapkan pengalaman positifnya menggunakan layanan Bus Trans Jatim. “Saya dulu kalau mau sambang anak di pesantren ke Lamongan naik angkot lama sekali. Sekarang naik Trans Jatim hanya Rp 5.000. Duduk cantik manis sampai,” ujarnya. Kholidah merasa terbantu dengan adanya layanan ini, yang memungkinkan dirinya untuk melakukan perjalanan lebih cepat dan terjangkau.
Sebagai informasi, Bus Trans Jatim pertama kali diluncurkan pada 19 Agustus 2022 oleh Gubernur Khofifah, dan mulai beroperasi pada 20 Agustus 2022. Dua tahun kemudian, tepatnya pada pertengahan Agustus 2024, rute Bus Trans Jatim diperluas hingga menghubungkan Bunder Gresik ke Paciran Lamongan. Tak hanya itu, pada akhir September 2024, rute bus ini juga meluas hingga melayani wilayah Surabaya hingga Bangkalan, Madura.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Lia Istifhama, turut memberikan pandangannya terkait keberhasilan program ini. Menurutnya, Bus Trans Jatim adalah sebuah mahakarya yang dihadirkan oleh Khofifah untuk masyarakat Jawa Timur. “Banyak dari mereka yang berbondong-bondong memanfaatkan alat transportasi massal ini untuk menunjang aktivitas yang hemat secara ekonomis dan efisien dari sisi waktu,” ungkapnya.
Lia juga menjelaskan bahwa Khofifah sangat memahami kebutuhan masyarakat akan transportasi yang murah dan mudah diakses, terutama di daerah-daerah pelosok. “Ada bus antar kota, tapi tidak melewati jalan pelosok. Ada angkot di pelosok, namun sering ngetem terlalu lama. Hal ini membuat pengguna angkot berkurang,” jelas Lia. Menurutnya, dengan adanya Bus Trans Jatim, masalah ini teratasi, sehingga masyarakat di pelosok pun bisa merasakan manfaat transportasi yang efisien dan terjangkau.
Lebih lanjut, Lia menambahkan bahwa konsep Bus Trans Jatim mengadopsi sistem transportasi massal di negara-negara maju, di mana layanan transportasi umum seperti bus dan trem sangat populer karena ongkosnya murah, waktu tempuh lebih cepat berkat jalur khusus, serta jangkauan yang luas hingga ke pinggiran kota. “Dengan Bus Trans Jatim, pekerja dari wilayah sekitar seperti Gresik, Mojokerto, Madura, bahkan Lamongan, bisa menuju tempat kerjanya di Surabaya dengan harga ekonomis dan nyaman. Sampai di kantor fresh karena tidak harus nyetir sendiri,” tambahnya.
Selain itu, Lia juga menyoroti manfaat ekonomi lainnya dari kehadiran Bus Trans Jatim. Menurutnya, keberadaan bus ini turut memberikan dampak positif bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di terminal-terminal yang menjadi tempat pemberhentian bus. “UMKM mendapatkan keuntungan karena bus berhenti di terminal, sehingga penumpang bisa membeli produk mereka,” katanya. Di samping itu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Jawa Timur juga bisa meningkat melalui pendapatan dari tiket bus.
Manfaat lainnya dari Bus Trans Jatim adalah pengurangan kemacetan dan polusi udara. Dengan semakin banyak masyarakat yang beralih menggunakan transportasi massal, jumlah kendaraan pribadi di jalan raya berkurang. Hal ini secara signifikan mengurangi kemacetan, terutama pada jam-jam sibuk. “Karena responnya positif, nantinya harus ditambah ke daerah lainnya agar manfaatnya lebih meluas lagi,” harap Lia.
Program Bus Trans Jatim bukan hanya sebuah solusi transportasi, tetapi juga berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, mengurangi polusi, serta memberikan kenyamanan bagi masyarakat Jawa Timur.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin