SEMARANG, RadarBangsa.co.id – Sebuah cafe ditengah pusat kota Semarang, tepatnya di jl. Sriwijaya ruko no.5, Semarang. Terletak tidak jauh dari kantor Polda Jawa Tengah arah selatan dari Simpang Lima Semarang, ternyata dikelola oleh mantan anak-anak jalanan yang sudah dibina oleh salah satu yayasan.
Sebelum memulai mengelola usaha cafe ini, pastinya melalui tahapan-tahapan di bidang kuliner yang mereka lalui.
Mengawali di tahun 2018 mereka membuat produksi kue kering contoh seperti lidah kucing, serta Kue-kue basah seperti bolu mandarin. Dari hasil pelatihan yang diajarkan oleh beberapa ibu2 yang punya ketrampilan serta membagikan ilmunya kepada anak2 jalanan binaan yayasan Emas Indonesia ini.
Di tahun 2020 awal pas pandemi, anak2 binaan ini dapat pesanan nasi kotak katering sehari sampe 2.000 kotak. Rata-rata pesanan perhari 500- 1000 kotak.
Banyak menu dari masakan khas manado.
“Selama pandemi waktu lalu, pesanan katering masih tetap jalan. Biasanya pesanan tersebut dari bakti sosial atau komunitas untuk kegiatan sosial.
Bisa menyesuaikan budget yang dipunya. Dibanding dengan katering lain yang mempunyai harga patokan”, ungkap Supadmi (panggilan “Mei-Mei”) Manager Cafe Ruthkitchen x Gabs
Di pertengahan tahun 2023 ini, mereka mencoba peruntungannya dengan membuka usaha cafe. Ternyata sudah lumayan membuahkan hasil, setiap hari ada pemasukan yang tidak kecil, apalagi di hari Sabtu dan Minggu.
Di cafe ini mereka bagi dua bagian. Yaitu bagian Bar (pembuat minuman) dan bagian Kitchen (Dapur). Dengan menu favoritnya Nasi Goreng Kriuk khas Manado dan Ice Coffe latte.
Tidak mudah membina anak- anak jalanan yang akan dikembalikan kembali ke masyarakat & keluarga, kita bekali ketrampilan serta keahlian yang akan berguna bagi dirinya,supaya mandiri serta tangguh sehingga bisa kembali dan diterima dilingkungan masyarakat.
“Untuk mengajak anak- anak ini dari jalan ke dunia kerja, butuh kesabaran serta tekad yang teguh mau bekerja dibanding dengan hidup dijalan. Karena untuk memulai bidang usaha baru, pastinya hasilnya pun belum bisa mencukupi.
Dijalan mereka bisa mendapatkan uang yang lebih banyak, daripada mereka bekerja secara normal, dan biasanya sudah merasa nyaman serta terlena didunia jalanan.” Kata Bang Sem (pimpinan dari yayasan Emas Indonesia Semarang
Koki utama tono mengungkapkan,” Keinginan untuk berubah paling utama. Saya mau capai karir tertinggi saya di bidang kuliner.”
Dengan sistem kerja sama antara salah satu pengusaha di Semarang dengan yayasan, modal awal yang dipercayakan kepada anak-anak binaan ini, dan mereka dengan antusias menangkap sebagai peluang untuk melangkah ke masa depan cemerlang.