KOTA BATU, RadarBangsa.co.id – Pemerintah Kota Batu melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) membuktikan keseriusannya dalam mengelola sampah secara maksimal di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tlekung, yang terletak di Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo. Setiap harinya, TPA Tlekung berhasil mengelola sekitar 20 ton sampah, yang sebagian besar merupakan sampah campuran dari berbagai sumber. Pengelolaan sampah ini didukung oleh 3 unit mesin insenerator dan 1 unit mesin pemilah sampah.
Plt Kepala DLH Kota Batu, Ir. Alfi Nurhidayat, menjelaskan bahwa sampah yang masuk ke TPA Tlekung berasal dari beberapa sumber, antara lain Pasar Among Tani, jalan protokol wilayah Kota Batu, dan sampah sisiran. “Pengelolaan sampah di TPA Tlekung melibatkan tenaga kerja yang terdiri dari PNS, honorer, tenaga harian lepas (THL), serta tambahan tenaga dari Stadion Brantas, dengan total sekitar 25 orang,” kata Alfi pada Jumat (17/1/2025).
Dalam pengelolaan sampah, DLH Batu menerapkan sistem kerja dua shift. Shift pertama dimulai pada pukul 08.30 WIB hingga 15.00 WIB, sementara shift kedua mulai pukul 15.00 WIB hingga 21.00 WIB. Namun, jika volume sampah di TPA melebihi kapasitas, petugas administrasi insenerator akan menambah jam kerja atau lembur. Target utama DLH Batu adalah memastikan TPA Tlekung bebas sampah setiap harinya.
Alfi Nurhidayat menambahkan, pengelolaan sampah yang serius bisa menjadi sumber berkah. “Pembuangan atau pemilihan sampah harus dimulai dari hulu ke hilir, dari rumah tangga masing-masing. Jika masyarakat memiliki kemauan besar untuk membentuk bank sampah atau kelompok masyarakat, nilai ekonomisnya akan sangat besar,” ujarnya.
Sebagai langkah inovatif, DLH Kota Batu juga memanfaatkan hasil abu pembakaran sampah dari mesin insenerator untuk membuat paving beton dan bata beton. “Hasil abu sampah ini diuji di laboratorium untuk mengetahui kekerasan dan kekuatan tekanannya. Dengan inovasi ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan daerah (PAD) Kota Batu,” tambah Alfi.
Tidak hanya itu, DLH Batu juga menghasilkan pupuk kompos dari sampah organik di TPA Tlekung. Pupuk kompos ini sudah dimanfaatkan oleh petugas taman di Kota Batu untuk memperindah ruang terbuka hijau dan tanaman bunga di berbagai lokasi. “Inovasi terus kami lakukan untuk memaksimalkan pemanfaatan sampah, dengan harapan Kota Batu bisa menjadi contoh pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan bermanfaat ekonomi,” tutup Alfi.
Dengan berbagai upaya dan inovasi ini, Pemkot Batu menunjukkan komitmennya dalam mengelola sampah secara efisien dan ramah lingkungan, sekaligus membuka peluang untuk meningkatkan pendapatan daerah dan kualitas lingkungan.
Penulis : Heru Iswanto
Editor : Zainul Arifin