PACITAN, RadarBangsa.co.id – Debat publik ketiga calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Pacitan 2024 yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pacitan berlangsung pada Sabtu, (16/11/2024). Debat ini membawa suasana berbeda dibandingkan dengan putaran sebelumnya, karena kali ini melibatkan interaksi aktif antara calon bupati dan wakil bupati.
Acara ini merupakan bagian dari rangkaian tahapan Pilkada serentak 2024, dengan tema besar “Menyerasikan Pelaksanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pacitan dan Provinsi dengan Nasional dan Memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Kebangsaan”.
Momen debat memanas ketika calon wakil bupati Pacitan nomor urut 2, Gagarin, beradu argumen dengan calon bupati Pacitan nomor urut 1, Ronny Wahyono. Dalam pemaparannya, Ronny mengusulkan program santunan kematian sebesar Rp2 juta bagi warga Pacitan yang meninggal dunia, untuk meringankan beban keluarga yang ditinggalkan.
Gagarin merespons tajam program tersebut, mempertanyakan kejelasan alokasi anggarannya. “Kalau di kami, paslon 2, fokus pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Tapi paslon nomor 1 justru berbicara soal kematian, itupun anggarannya omblang-omblangan. Bagaimana bisa menganggarkan Rp2 juta per orang yang meninggal dunia tanpa tahu sistem penganggarannya?” tanya Gagarin.
Ronny Wahyono menjelaskan bahwa program ini akan sesuai dengan regulasi yang berlaku. “Program ini sudah diterapkan di berbagai daerah, besarannya bervariasi, tergantung kekuatan keuangan daerah. Ini juga akan mendorong masyarakat membuat akta kematian, penting untuk data kependudukan yang valid,” ujar Ronny.
Ronny menambahkan bahwa data valid diperlukan untuk menyalurkan bantuan sosial secara tepat. “Dengan akta kematian, data akan lebih valid, sehingga bantuan bisa dialihkan kepada yang benar-benar membutuhkan,” paparnya.
Ia juga menyebutkan bahwa Pacitan mencatat 6.000 kematian pada tahun 2023, dan anggaran Rp12 miliar dapat disediakan untuk santunan.
Namun, Gagarin kembali mengkritik sudut keadilan program tersebut. “Punya tanah hektaran, masa dapat tunjangan yang sama? Kita harus memastikan anggaran digunakan lebih efektif, mendahulukan kebutuhan yang lebih mendesak,” tegas politisi Partai Golkar ini. Ia mengingatkan agar calon pemimpin tidak mengobral janji yang bertentangan dengan aturan.
Menanggapi kritik itu, Ronny tetap optimistis programnya bisa diterapkan.
“Kita harus membedakan kebutuhan masyarakat, kaya atau miskin. Santunan diberikan kepada seluruh warga Pacitan. Program ini juga mendorong penerbitan akta kematian. Kami akan mengatur pedoman teknis melalui Peraturan Bupati,” pungkas Ronny.
Debat pamungkas ini memperlihatkan perbedaan visi antara para calon, membuat Pilkada Pacitan semakin menarik untuk disimak.
Penulis : Yuan
Editor : Zainul Arifin