SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, menggelar Dialog Pilar Kesejahteraan Sosial (Kessos) bersama Menteri Sosial Republik Indonesia, Saifullah Yusuf, di halaman Gedung Negara Grahadi, Surabaya, pada Kamis (10/10) malam. Acara ini dipandu oleh Suko Widodo, seorang Dosen Universitas Airlangga sekaligus Pakar Komunikasi, dan dihadiri oleh Maliki, Plt. Deputi Kependudukan dan Ketenagakerjaan serta Direktur Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat Bappenas RI.
Dalam kesempatan tersebut, Pj. Gubernur Adhy Karyono mengungkapkan apresiasinya kepada Kementerian Sosial (Kemensos) RI dan Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur yang terus berupaya menyelesaikan permasalahan sosial di wilayahnya. Ia juga menekankan pentingnya peran pilar kesejahteraan sosial dalam menjalankan program-program sosial di Jawa Timur.
“Terima kasih kepada teman-teman pilar kesejahteraan sosial selaku ujung tombak peningkatan upaya pemberdayaan, khususnya dalam menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial,” ujar Adhy.
Lebih lanjut, Adhy menyampaikan optimismenya bahwa dialog tersebut dapat menjadi wadah sinergi antara pusat dan daerah dalam meningkatkan penanganan permasalahan sosial, terutama pengentasan kemiskinan. “Kami optimis pertemuan ini bisa menjadi sarana peningkatan kolaborasi antara Pusat dan Daerah,” tambahnya.
Pj. Gubernur Adhy juga memaparkan komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam menurunkan angka kemiskinan, yang pada Maret 2024 tercatat mencapai 9,79%. Menurutnya, pencapaian tersebut tidak lepas dari peran pilar sosial dan program yang tepat sasaran, seperti Program Keluarga Harapan (PKH).
“PKH merupakan salah satu program percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem (PPKE) di Jawa Timur,” lanjutnya. Adhy menjelaskan bahwa PKH adalah program bantuan sosial yang tidak hanya ditujukan untuk ibu hamil dan anak sekolah, tetapi juga untuk lansia dan penyandang disabilitas.
Di akhir sambutannya, Pj. Gubernur Adhy menegaskan kesiapan Pemprov Jatim dalam mendukung berbagai program kesejahteraan sosial yang diinisiasi oleh Kemensos. “Kami siap melaksanakan tugas-tugas yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat di bidang sosial,” tandasnya.
Sementara itu, Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf, memuji kiprah Pj. Gubernur Adhy Karyono yang sebelumnya berpengalaman di Kementerian Sosial. “Pak Adhy ini pakarnya di Kemensos, maka saya ingin belajar langsung dengan beliau,” ungkap Saifullah. Ia juga menekankan bahwa pilar-pilar kesejahteraan sosial memiliki peran penting dalam mempercepat kesejahteraan masyarakat.
“Banyak prestasi yang telah dicapai sebagai legacy, dan dengan modal itu kita lakukan inovasi, koreksi, serta evaluasi sambil membuat hal baru untuk mempercepat kesejahteraan sosial,” ujar Saifullah. Ia menambahkan bahwa tantangan dalam menurunkan kemiskinan dan memastikan perlindungan sosial bagi seluruh masyarakat akan selalu ada, namun semua pihak harus bekerja keras untuk mencapainya.
Maliki dari Bappenas RI, yang turut hadir, menyoroti peran penting pendamping dalam program-program kesejahteraan sosial. Ia menekankan bahwa pendamping adalah fasilitator utama bagi masyarakat yang ingin “naik kelas” atau mandiri. “Tidak akan ada masyarakat yang bisa mandiri jika tidak ada Bapak Ibu di sini,” kata Maliki.
Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, Restu Novi Widiani, juga memberikan sambutan, menyatakan bahwa dialog ini diharapkan menjadi momentum refleksi dan sinkronisasi program-program prioritas kesejahteraan sosial antara pusat, provinsi, dan kabupaten/kota di Jawa Timur.
“Ini adalah wadah aspirasi antara pilar kesejahteraan sosial dengan pemerintah pusat dan daerah dalam penanganan kesejahteraan sosial,” ucap Restu.
Di penghujung acara, Pj. Gubernur Adhy Karyono dan Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf memberikan apresiasi berupa tali asih kepada tiga perwakilan pilar kesejahteraan sosial, yaitu dari TKSK, Tagana, dan PKH. Penyerahan tersebut dilakukan secara simbolis berupa buku tabungan berisi uang tunai senilai Rp 500.000.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin