MAKASSAR, RadarBangsa.co.id – Sebuah kapal nelayan bertolak dari Pelabuhan Paotere Makassar dengan tujuan Pulau Pammantauan Kecamatan Liukang Kalmas Kabupaten Pangkep, diduga tenggelam di sekitar perairan Pulau Kalukalukuang Kabupaten Pangkep.
Kapal nelayan tersebut, memuat penumpang bertolak dari Pelabuhan Paotere Makassar, sekitar pukul 17.00 WITA, dengan tujuan Pulau Pammantauan Kecamatan Liukang Kalmas Kabupaten Pangkep, dihari Rabu (25/5/2022).
Diketahui Kapal Ladang Pertiwi 02 yang merupakan kapal kayu nelayan milik seorang pengusaha H. Saeiful yang berdomisili di Desa Pammas Pulau Kecamatan Liukang Kalmas Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan.
Kapal nelayan memuat sebanyak 42 orang bersama awak kapal dan beberapa barang material lainnya, berupa semen. Kapal nelayan yang sampai saat ini belum juga diketahui keberadaannya.
Salah seorang keluarga korban kepada awak media ini, melalui akun whatsappnya menuturkan, bahwa kapal nelayan Ladang Pertiwi 02 berangkat sejak hari Rabu 25 Mei 2022, yang seharusnya sudah tiba di hari Kamis siang sekitar pukul 13.00 wita 26 Mei 2022.
Namun, belum juga tiba di tempat tujuan dan akhirnya siang Jumat 27 Mei 2022 mendapatkan informasi, bahwa kapal tersebut diduga telah tenggelam dari jarak keberangkatan 162 mil, di sekitar perairan Pulau Kalukalukuang Kabupaten Pangkep.
Adapun sebagian penumpang yang selamat ditemukan oleh kapal yang melintas tujuan Banjarmasin dan oleh petugas Basarnas di wilayah perairan sekitar Kabupaten Takalar.
Informasi sementara korban selamat ditemukan total berjumlah 17 orang, yakni 7 orang dibawa ke Banjarmasin dan 10 orang lainnya di bawa ke Pulau Tanakeke di wilayah Kabupaten Takalar.
Nufrizal Atmakaesa Thaher, SH. MM., selaku Koordinator Syahbandar Pelabuhan Paotere Makassar yang ditemui di ruang kerja, memberikan keterangan sementara terkait musibah tenggelamnya kapal kayu nelayan Ladang Pertiwi 02.
Dirinya membenarkan, bahwa Kapal Ladang Pertiwi 02 bertolak dari Pelabuhan Paotere Makassar adalah kapal nelayan kayu secara otoritas tidak masuk dalam pengawasan Syahbandar Pelabuhan Paotere Makassar.
Nufrizal menjelaskan, Syahbandar Pelabuhan Paotere Makassar adalah tempat dimana kapal melakukan bongkar muat barang, “Tetapi selama ini banyak kapal nelayan bersandar dan hal ini tidak dapat dibenarkan bersandar di Pelabuhan Paotere Makassar, pengawasan selama ini kami sudah berupaya selalu menegur dengan menyampaikan secara lisan dan tulisan”, ungkapnya.
“Mereka kapal nelayan ada tempat tersendiri otoritas Syahbandar Perikanan di Untia dan secara aturan tidak dibenarkan”, ungkap Koord. Syahbandar Pelabuhan Paotere Makassar.
Namun, para pemilik kapal nelayan tetap menyandarkan kapalnya atas izin otoritas Pelindo IV Pelabuhan Makassar. Secara aturan Syahbandar tidak membenarkan kapal nelayan bersandar, terlebih untuk memuat secara kapasitas berlebihan seperti yang terjadi saat ini.
Koordinator Syahbandar Pelabuhan Paotere Makassar sangat berharap, “Agar peristiwa yang saat ini terjadi dapat dijadikan pembelajaran untuk kedepannya, saling mendukung, menjalin sinergitas kerjasama yang baik antar semua pihak dalam melakukan upaya penertiban sesuai aturan dan otoritas masing-masing di wilayah Pelabuhan Paotere”, harap Nufrizal Koordinator Syahbandar Pelabuhan Makassar.
Berikut nama-nama ABK dan penumpang KM Ladang Pertiwi 02;
ABK KM Ladang Pertiwi :
Juragan Supriadi (4), ABK Mahpud (30), Abdullah (30), Ardi (28), Muslimin (40), Suparman (50), Hilal (30).
Penumpang Tujuan Pulau Pamantauang :
Nasra, Iwan, A Tima, AM Alip, Linang, Immi, Saripa, Hasana, Aco, Dani, Hawa, Damra, Canang, AM Paeda, Ila, Ika, AM Juha, AM Dewi, Tulla, Halilul Rahman, Sappewali, Wati dan tiga orang anak kecil.
Penumpang Tujuan Pulau Masalima :
Thoibatussibhan, Hasni dan Hj Hajarah.
Penumpang Tujuan Pulau Salirian :
Musdalifah, Husni, Naharuddin, Ibu Rahma, Panji dan Liah.
Penumpang Tujuan Pulau Pamalikan :
Slfiah, Nama’ dan Marhamah.
Sampai berita ini diturunkan, pihak otoritas terkait masih dalam upaya pencarian bersama Tim Rescue KPP Makassar, Syahbandar Makassar dan Tim Basarnas bersama TNI dan Polri untuk mencari penumpang kapal nelayan Ladang Pertiwi 02 yang belum ditemukan.