Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Madiun adakan giat Akhir PPH 2022

MADIUN, RadarBangsa.co.id – Dinas ketahanan pangan dan peternakan kabupaten Madiun mengadakan giat paparan laporan akhir PPH (pola pangan harapan) tahun 2022. Turut hadir, Analis ketahanan pangan, Bapeda, Sekdin dan Kabid konsumsi dan keamanan pangan, hari ini Rabu,(23/11/22)

Kabid Konsumsi dan Keamanan pangan Pangan Sri Murdilah Goida Alfiah, Sp, mengatakan, ini merupakan suatu kondisi ketersediaan pangan yang cukup bagi setiap orang. Fokus ketahanan pangan tidak hanya pada penyediaan pangan tingkat wilayah tetapi juga penyediaan konsumsi pangan tingkat daerah dan rumah tangga bahkan individu dalam memenuhi kebutuhan gizinya.

Bacaan Lainnya

“Pembahasan giat hari ini, Adapun indikator kualitas konsumsi pangan di tunjukan satu diantaranya dengan melihat pada kondisi PPH yang di pengaruhi oleh keanekaragaman dan keseimbangan konsumsi antar kelompok makanan dan konsumsi, dan angka kecukupan gizi sesuai kelompok bahan pangan ada 7 kelompok.
Kita juga kedatangan tamu dari STATSME ( badan usaha survey statistik dari Surabaya”, jelas Sri Murdilah Goida Alfiah, Sp (Kabid) konsumsi dan keamanan pangan.

Pertama rata rata konsumsi energi sebesar 1839,42 kkal/kap/hari, dengan angka kecukupan gizi 85,55 . Standard kecukupan energi setiap orang per hari adalah 2150 kkal. Kecamatan dengan kecukupan energi tertinggi adalah kecamatan balerejo(95,20%), dan terendah adalah kecamatan Saradan (76,53%).

Kedua, rata rata konsumsi protein sebesar 56,11 gram/kap/hari, dengan angka kecukupan protein sebesar 98,44%. Standard kecukupan protein setiap orang per hari adalah 57 garam/kap/hari. Kecamatan dengan kecukupan protein tertinggi adalah kecamatan Madiun(105,3%) dan terendah adalah kecamatan dagangan (87,12%).

Terakhir, skor pola pangan harapan(PPH) Kabupaten Madiun tahun 2022 yaitu sebesar 87,74 dengan skor PPH masyarakat terendah (65,91) dan tertinggi (98,64).
Kecamatan pemerolehskor PPH tertinggi yaitu kecamatan Madiun (93,27) dan terendah kecamatan dagangan (80,53).

Masyarakat yang menjadi sampel analisis pola pangan berusia 40-49 tahun dan 50-59 tahun. Dengan jumlah anggota keluarga kurang lebih empat orang dalam satu kartu keluarga (KK). mayoritas pendidikan akhir masyarakat yaitu pada jenjang SLTA/ sederajat, sebagian kecil tidak lulus jenjang SD/ tidak sekolah.

” Pola konsumsi pangan merupakan perilaku paling penting yang dapat mempengaruhi keadaan gizi seseorang. Aspek konsumsi pangan sangat erat kaitannya terhadap masalah kesehatan, bukti empiris menunjukan bahwa setatus gizi yang baik satu diantaranya di tentukan oleh mutu dan asupan pangan yang di konsumsi”,tutur Kabid.

Lebih lanjut Sri Murdilah menjelaskan dengan pendekatan pola pangan harapan, keadaan perencanaan penyediaan dan konsumsi pangan penduduk di harapkan dapat memenuhi tidak hanya kecukupan gizi, akan tetapi juga mempertimbangkan keseimbangan gizi.

” Untuk dapat hidup sehat satu di antaranya di perlukan asupan zat gizi yang baik tersebut, maka proporsi antar zat gizi yang di konsumsi dalam pangan harus seimbang agar tidak terjadi kelebihan dan kekurangan gizi”, tukasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *