BLITAR, RadarBangsa.co.id – Pemerintah Kota Blitar meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi penyakit menular yang bersumber dari hewan (zoonosis) dan penyakit infeksi baru. Langkah ini diwujudkan melalui kegiatan Penguatan Tim Koordinasi Daerah Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis dan Penyakit Infeksi Baru yang digelar di Aula Dinas Kesehatan Kota Blitar, Jumat (7/11/2025).
Acara tersebut menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi lintas sektor, sekaligus meneguhkan komitmen daerah terhadap konsep One Health pendekatan terpadu antara kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. Konsep ini menjadi strategi global untuk mencegah serta menanggulangi penyakit menular yang berpotensi menyeberang antarspesies.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Blitar, Silvia Dewi K., menjelaskan bahwa pembentukan tim koordinasi daerah ini merupakan tindak lanjut dari arahan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), serta Surat Keputusan (SK) Wali Kota Blitar. Tim ini terdiri dari unsur lintas perangkat daerah dan organisasi profesi yang memiliki peran strategis dalam pengendalian penyakit.
“Setiap instansi memiliki tugas yang saling melengkapi, baik dalam deteksi dini, pengawasan lapangan, maupun penanganan cepat di wilayah terdampak. Dengan koordinasi yang solid, respons terhadap ancaman penyakit bisa dilakukan lebih efisien dan terarah,” jelas Silvia.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa pendekatan One Health tidak sekadar slogan, melainkan panduan kerja bersama untuk menjaga keseimbangan ekosistem kesehatan. Melalui pendekatan ini, Pemerintah Kota Blitar berupaya memperkuat sistem kewaspadaan dini terhadap penyakit zoonosis prioritas seperti rabies, antraks, leptospirosis, influenza burung, dan brucellosis.
“Kondisi Kota Blitar dalam beberapa tahun terakhir relatif aman dari kasus zoonosis. Namun, dengan aktivitas peternakan unggas dan sapi yang masih aktif di sejumlah wilayah, risiko tetap ada. Karena itu, langkah pencegahan dan edukasi masyarakat harus terus dilakukan,” tambahnya.
Dalam kegiatan tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur turut hadir sebagai narasumber. Mereka memberikan paparan teknis mengenai mekanisme pelaporan, pelacakan kasus, serta strategi komunikasi risiko yang efektif di tingkat daerah. Kolaborasi antarwilayah dinilai penting agar sistem pelaporan lebih cepat dan lintas kabupaten/kota dapat saling terhubung.
Selain sesi paparan, forum ini juga dimanfaatkan untuk membahas pembaruan data surveilans dan rencana aksi daerah dalam menghadapi potensi wabah baru. Para peserta dari berbagai instansi seperti Dinas Peternakan, Dinas Lingkungan Hidup, dan perwakilan Puskesmas berdiskusi aktif untuk memperkuat protokol lintas sektor, termasuk skema penanganan darurat bila ditemukan kasus zoonosis.
Pemerintah Kota Blitar menegaskan bahwa kesiapsiagaan menghadapi penyakit menular tidak hanya menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. Edukasi publik, kebersihan lingkungan, serta pengawasan terhadap hewan peliharaan dan ternak harus berjalan seimbang dengan upaya pemerintah.
Silvia berharap kegiatan ini dapat menjadi langkah nyata dalam memperkuat komitmen daerah untuk melindungi kesehatan masyarakat. “Kami ingin memastikan bahwa Kota Blitar selalu siap menghadapi potensi ancaman penyakit, sekaligus menjaga agar masyarakat tetap hidup sehat dan produktif,” pungkasnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin










