SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Dr Carina Citra Dewi Joe BSc MSc PhD hadir dalam Sidang Dies Natalis ke-69 Universitas Airlangga pada Rabu (15/11/2023). Senior Scientist University of Oxford itu menyampaikan orasinya yang berjudul Advances in Vaccine Manufacturing Technology: Meeting Global Needs and Beyonds.
Dalam orasinya, Dr Carina menyebut jika saat ini dunia sedang berupaya keras untuk menekan perkembangan penyakit menular layaknya COVID-19. Para peneliti telah melakukan berbagai upaya dalam menekan tantangan tersebut, salah satunya melalui pengembangan vaksin.
Manfaatkan AI
Penelitian dan pengembangan vaksin telah banyak berevolusi, salah satunya dengan memanfaatkan teknologi AI. Dr Carina mengatakan jika AI, khususnya Machine Learning, telah memberikan dampak signifikan dan mampu menjawab hambatan dari pengembangan vaksin tradisional.
“AI, khususnya Machine Learning, memiliki kemampuan untuk menganalisis sel data yang luas, menelusuri informasi genetik untuk mengidentifikasi target vaksin potensial, determinan, antigen, dan juga kandidat vaksin,” ungkap Dr Carina dalam Orasi Ilmiahnya yang berlangsung di Auditorium Garuda Mukti Kampus MERR-C UNAIR itu.
Menurut Dr Carina, algoritma dalam Machine Learning-lah yang nantinya akan memproses data genetik secara cepat dan efisien. Kecepatan ini akan menyederhanakan tahap awal desain vaksin dan mempercepat pergerakan identifikasi target potensial hingga pengembangan vaksin yang sebenarnya.
“Volume besar dari data genetik yang terkait patogen vektor dan variasi antar strain dapat terproses secara efisien oleh algoritma Machine Learning. Kemampuan analisis data AI secara signifikan akan mempercepat identifikasi target antigen untuk pengembangan vaksin,” jelasnya.
Kecepatan dan efisiensi dari pemanfaatan AI menjadi sangat krusial ketika dunia terancam oleh pandemi dan patogen baru yang terus bermunculan. Dengan demikian, Dr Carina menekankan pentingnya pengembangan dan penyebaran vaksin secara cepat sehingga dapat mempersempit masa-masa kritis saat pandemi.
Kemampuan Prediksi
Selain memproses data, Dr Carina juga menyampaikan jika algoritma Machine Learning bermanfaat untuk memprediksi efek samping potensial kandidat vaksin. Dengan menggunakan pendekatan itu, kualitas pada keseluruhan proses pengembangan vaksin yang sebenarnya nanti akan lebih terjamin.
“Desain vaksin yang memanfaatkan pemodelan prediktif memungkinkan peneliti untuk mengevaluasi potensi efektivitas kandidat vaksin dengan lebih cepat. Model prediktif dihasilkan berdasarkan berbagai input data dari informasi genetik hingga mekanisme pengembangan vaksin,” tutur Dr Carina.
Lebih lanjut, Dr Carina juga mengungkap bahwa teknologi AI telah menjadi elemen integral dalam persiapan menghadapi pandemi. Adopsi desain vaksin dengan memanfaatkan AI memiliki daya analisis luar biasa dan memungkinkan pengembangan vaksin yang sesuai dengan patogen baru.
“Kemampuan AI dalam menciptakan molekul prediktif dan vaksin yang terpersonalisasi, nantinya dapat membuka pintu menuju era baru imunisasi yang lebih terfokus dan sesuai dengan kebutuhan individu,” ungkap Dr Carina.
“Pendekatan yang berbasis data dan pemodelan prediktif oleh AI tidak hanya mengingatkan kita untuk merespon pandemi yang sedang berlangsung, tetapi juga memungkinkan prediksi potensi pandemi di masa depan meskipun masih menemui beberapa tantangan,” simpulnya.