PACITAN,,RadarBangsa.co.id– Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi penuhi undangan Forum Komunikasi Kepala Desa (FKKD) Kabupaten Pacitan untuk menggelar dialog interaktif terkait peningkatan kapasitas kepala desa.
Wamendes Budi Arie Setiadi menekankan soal pentingnya peningkatan kapasitas kepala desa dan perangkat desa.
“Kami akan terus berjuang untuk meningkatkan kapasitas Kepala Desa dan Perangkat termasuk pendamping desa, baik melalui assessment, pelatihan khusus dan sebagainya. SDM yang inovatif dan kreatif adalah kunci kemajuan desa, ”ujar Wamendes PDTT, Rabu (12/2)
Dihadapan 166 desa yang tergabung dalam 12 kecamatan ini, Wamendes Budi Arie menegaskan komitmen pemerintah untuk terus meningkatkan level desa.
“Kami terus berusaha untuk meningkatkan level desa, dari yang tertinggal menjadi berkembang dan maju. Oleh karena itu pemerintah mempercayakan pengelolaan anggaran dana desa langsung dikelola oleh pemerintah desa,” tegas Wamendes Budi Arie.
“Dana desa diharapkan bisa meningkatan sumber daya manusia, transformasi ekonomi, yang mana bertujuan untuk kemakmuran warga masyarakat desa,”.
Lebih lanjut Budi Arie Setiadi,menyampaikan, agar kemiskinan semakin menurun dirinya mengimbau semua potensi sumber daya yang ada dapat digerakkan mulai dari desa. “Jika ingin angka kemiskinan masyarakat menurun, silakan gerakkan semua potensi sumber daya yang ada,” katanya.
Selain itu Wamendes menyampaikan agar kepala desa mengelola dana desa dengan baik sesuai tupoksinya, agar tidak terjerumus.
Menurutnya ciri-ciri anggaran desa yang tidak efektif ada tiga belas. Di antaranya kepala desa mengelola uang sedangkan bendahara hanya menjadi formalitas, hingga BPD makan gaji buta.
“Yang pertama tidak ada papan proyek di setiap titik pembangunan, kemudian laporan realisasi sama persis RAB, lembaga desa pengurusnya keluarga kades semua, BPD mati alias pasif sehingga makan gaji buta belaka.
Kades pegang semua uang, bendahara berfungsi di bank saja, perangkat desa yang jujur dan vokal dipinggirkan, banyak kegiatan terlambat pelaksanaannya dari jadwal padahal anggaran sudah ada, musdes pesertanya sedikit muka yang hadir itu-itu saja yang ada. Juga Bumdes tidak berkembang, belanja barang dan jasa dimonopoli kades,tidak sosialisasi terkait kegiatan kepada masyarakat,dan pemdes marah ketika ada yang menanyakan.
Kades dan perangkat dalam waktu singkat dapat membeli rumah dan mobil,” papar Budi Arie Setiadi, Wakil Menteri Desa PDTT di depan kades se-Pacitan.
Wamendes juga meminta kepada PT Telkom Indonesia segera menindaklanjuti beberapa desa di Pacitan yang saat ini miskin sinyal data internet ataupun kawasan blank spot area.
“Soal blank spot itu urusan Telkom,Nanti saya minta pihak telkom untuk mendata daerah-daerah mana saja yang blank spot.
Sebab secara topografi dan landscape yang ada,Pacitan ini banyak daerah bergunung dan berbukit.
Tentu base trasfered sistem (BTS) harus lebih banyak. Ini akan kita progres,”ujar Wamendes.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Organisasi Pro Jokowi (Projo) nasional ini, juga meminta agar desa bisa melakukan rutinitas berbasis digital tentu tidak hanya ditunjang jaringan data semata.
“Namun speed koneksi juga harus dipertimbangkan. Bagaimana desa bisa bekerja dengan basic digital, kalau speed koneksi data internet tidak terpenuhi,” tutur pejabat yang dikenal punya kedekatan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini.
Wamendes Arie berjanji bakal segera melakukan pemetaan terhadap kawasan-kawasan yang selama ini tidak terjangkau sinyal data. “Secepatnya kita akan lakukan pemetaan daerah-daerah tersebut,” tegas dia.
Acara tersebut juga dihadiri Bupati Indartato, Ketua DPRD Pacitan,Camat dan seluruh kepala desa, di Pendopo Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Indartato melaporkan desa-desa sudah merasakan dampak dari Nawacita Presiden Joko Widodo, yaitu membangun dari pinggiran.
“Program Nawacita membangun dari pinggiran Presiden Joko Widodo sudah bisa kita rasakan.tutur Indartato.
lebih lanjut Indartato berharap untuk terus adanya peningkatan kapasitas perangkat desa.Jika desa maju, kabupaten maju, provinsi maju, maka Indonesia maju tercapai,”pungkas Bupati Indartato.
(Yuan)