KEDIRI, RadarBangsa.co.id – Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Kediri, melaksanakan sosialisasi dengan tema Kerukunan Beragama Dalam Bingkai Keragaman Masyarakat, Moderasi Beragama, dan Peraturan Pendirian Rumah Ibadah, Minggu, 18 September 2022.
Sosialisasi yang bertempat di Balai Desa Darungan, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, ini menghadirkan para pemateri / narasumber, yaitu Kepala Bakesbangpol (Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Kediri, Dr. Mohamad Solikin sekaligus membuka acara, serta Kepala Kantor Kemenag, Dr. H. Zuhri, M.Pd.I, Ketua FKUB Kabupaten Kediri, Dafid Fuadi, S.Ag, dan Dr. Asyari, yang juga dari FKUB.
Ketua FKUB Kabupaten Kediri, Dafid Fuadi, S.Ag, dikonfirmasi mengatakan, kegiatan sosialisasi inj dilakukan secara bertahap untuk masing-masing Korcam (Koordinator Kecamatan) di seluruh Kabupaten Kediri.
“Alhamdulillah hari ini kita bisa melaksanakan sosialisasi di Balai Desa Darungan, dengan peserta dari Korcam Pare, yang meliputi, Kecamatan Gurah, Plosoklaten, Puncu, Kepung, Kandangan, Pare, Badas, dan Kunjang. Sedangkan untuk kecamatan lainnya, akan dilaksanakan di masing-masing korcam,” katanya.
Menurut Dafid, kegiatan ini dimaksudkan untuk merekatkan antar agama dan kepercayaan biar lebih rekat. Selain itu juga untuk sosialisasi terkait peraturan pendirian rumah ibadah, meskipun peraturan ini sebenarnya ada sudah lama, tapi masih banyak orang yang belum memahaminya.
“Kami dari FKUB berharap agar Kediri ini tetap kondusif, tetap damai, ayem tentrem, rukun, dan semoga kondisi seperti terus bertahan sampai seterusnya, demi kejayaan Kediri,” harapnya.
Ditanya apakah selama ini di Kabupaten Kediri ada kejadian yang tidak diinginkan dari antar pemeluk beragama, Dafid mengaku tidak pernah ada kejadian apapun sama sekali, karena wong Kediri itu selalu rukun dan damai.
“Dari pantauan FKUB, selama ini tidak ada kejadian yang tidak diinginkan, karena masyarakat Kediri ini orangnya anteng, tidak mudah diprovokasi. Semuanya hidup rukun dan damai meskipun berlainan agama dan kepercayaan,” ucapnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kediri, Dr. H. Zuhri, M.Pd.I. Pihaknya mengaku sangat mengapresiasi kegiatan dari Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB) tersebut.
“Secara pribadi dan Kepala Kantor Kemenag, saya mengapresiasi adanya kegiatan tersebut Inilah yang harus dibangun serta difasilitasi oleh Bakesbangpol dan FKUB. Kalau bisa pertemuan seperti ini jangan hanya satu atau dua kali saja, tetapi perlu lebih sering dilaksanakan untuk membangun komunikasi antar umat beragama,” katanya.
Menurut H. Zuhri, aturan-aturan pemerintah terkait pendirian rumah ibadah itu sangat perlu difahami. Dan apabila perlu, dalam sosialisasi itu juga melibatkan pemerintah desa supaya mereka semuanya lebih memahami dan tidak sampai terjadi perselisihan di masyarakat.
“Alhamdulillah moderasi beragama di Kediri ini terbangun sangat baik sekali. Tetapi juga masih perlu terus dilakukan sosialisasi, karena hal ini bukan hanya untuk diri kita sendiri, melainkan juga untuk generasi-genarasi penerus kita,” terangnya.
Ditambahkan H. Zuhri, sekarang ini kondisi para generasi muda terasa kurang adanya kepedulian terhadap keberlangsungan kebhinekaan, khususnya dalam hal beragama, sehingga mereka perlu diberikan pemahaman melalui sosialisasi seperti ini.
“Optimisme anak-anak kita sekarang ini untuk andarbeninya sangat kurang. Karena materi-materi ajar seperti dahulu itu banyak yang dihilangkan. Makanya kita harus menghidupkan dan menanamkan kepada anak-anak tentang nilai-nilai kebangsaan, toleran, dan lain sebagainya, itu harus dikembangkan. Dan melalui forum seperti inilah hal itu kita bangun,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Darungan, Ibnu Malik, mengucapkan terima kasih atas ditempatinya kegiatan FKUB di desanya, karena pada prinsipnya kegiatan tersebut sangat bermanfaat untuk masyarakat.
“Keanekaragaman kita ini dibutuhkan adanya kerukunan, yang jelas ini sangat fundamental dan dibutuhkan dalam melaksanakan program-program pembangunan, karena diperlukan adanya kerukunan antar sesama,” tuturnya.
Kades yang menjabat pada periode ketiga kalinya ini juga merasa bersyukur, karena meski warga masyarakat Darungan beranekaragam, namun semuanya bisa hidup dengan rukun dan damai, bahkan rasa gotong royongnya sangat tinggi.