SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Puluhan massa yang mengatasnamakan Forum Silahturahmi Santri Kota Jawa Timur (Fosskot Jatim) menggeruduk kantor Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan (DPW PPP) Jatim, Rabu (31/8/2022), siang sejak pukul 13.00 WIB.
Aksi yang dikomandoi M.H Sholeh ini buntut dari statemen Ketua Umum PPP, Suharso Monoarfa soal “amplop” Kyai.
“Kami meminta Suharso Monoarfa mundur dari Ketum PPP karena kami para Santri amat terluka dengan pernyataannya tersebut. Tingkah laku dan ucapan dia (Suharso Monoarfa) selaku Ketum Partai berbasis massa Islam tidak mencerminkan sikap seorang pemimpin. Suharso Monoarfa juga tidak mempunyai prestasi kecuali bikin gaduh,” seru M.H Sholeh lantang.
PPP kata Sholeh sebagai partai yang bernafaskan Islam dan pasti membawa aspirasi masyarakat Islam diharapkan harus bersih dari oknum-oknum yang tidak mengerti soal Islam dan kebangsaan seperti saat ini yang dilakukan oleh Ketum PPP Suharso Monoarfa.
“Apabila Soharso Monoarfa tidak mundur dalam 3×24 jam, maka pihaknya akan menggelar aksi susulan dengan jumlah massa yang lebih besar,” ancamnya.
Wakil Sekretaris DPW PPP Jatim, Ahmad Jazuli yang menerima rombongan aksi mengatakan bahwa DPW PPP Jatim sudah melayangkan surat protesnya melalui ketiga Majelis, yaitu Majelis Pertimbangan, Majelis Syari’ah dan Majelis Pakar DPW PPP Jatim.
“Kami telah memberikan tekanan yang sama dengan yang disampaikan oleh Forum Silaturahmi Santri kota,” ungkap Jazuli, panggilan karibnya.
Ia menyebut surat yang dilayangkan DPW PPP Jatim ini sudah direspon oleh Majelis ditingkat DPP atau Pusat. Kemudian menurut Jazuli, DPP PPP juga sudah melayangkan surat kepada Ketum PPP untuk segera mundur.
“Untuk prosesnya, yang pasti sudah diatur di dalam aturan partai dan digodok di DPP,” tandasnya.
Namun, Jazuli mengklaim dampak statemen “amplop” Kyai di Jatim sendiri tidak terlalu memberikan efek buruk. Indikatornya urai Jazuli, banyak Alumni Santri di Jatim yang mendaftarkan diri sebagai Anggota PPP hingga Calon Legislatif (Caleg) pada Pemilu tahun 2024 mendatang.
Preseden buruk “amplop” Kyai ini kata Jazuli menjadi langkah tegas di internal partai untuk menegakkan aturan. Sehingga, momentum ini tutur Jazuli diharapkan juga menjadikan pengurus DPW PPP Jatim untuk tetap berusaha sebaik mungkin menjaga nama baik partai dan lebihnya untuk membesarkan nama partai.
“Meskipun ini menjadi sedikit goyangan, tetapi ini tidak menjadi untuk melemahkan kita. Justru dari sini, kita akan lebih semangat dan optimis untuk mendulang suara-suara di Pemilu nanti,” pungkasnya.