SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Suasana penuh semangat mewarnai halaman Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya, Minggu (9/11). Ribuan alumni lintas generasi berkumpul dalam parade defile memperingati Dies Natalis ke-71 UNAIR dan 112 tahun pendidikan kedokteran. Acara ini dibuka langsung oleh Gubernur Jawa Timur sekaligus Ketua Umum Pengurus Pusat IKA UNAIR, Khofifah Indar Parawansa, yang turut melepas peserta defile di bawah terik matahari pagi.
Mengangkat tema “Fit for Life: The Science of Sport Medicine”, defile tahun ini diikuti 59 angkatan alumni Fakultas Kedokteran, mulai lulusan 1960 hingga 2018, serta 28 departemen spesialis. Para peserta tampil kompak mengenakan kostum berwarna cerah dengan atribut khas masing-masing angkatan. Suara yel-yel menggema, menghadirkan suasana hangat yang merefleksikan semangat kekeluargaan Ksatria Airlangga.
Dalam sambutannya, Khofifah menegaskan bahwa defile bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi bentuk penghargaan atas dedikasi panjang dunia medis UNAIR dalam membangun kesehatan bangsa. “Hari ini kita merayakan perjalanan luar biasa FK UNAIR selama lebih dari satu abad. Ada alumni senior dari angkatan 1960-an yang tetap hadir, menunjukkan semangat tanpa batas,” ujarnya di hadapan ribuan peserta.
Khofifah mengapresiasi kontribusi Fakultas Kedokteran UNAIR yang telah melahirkan puluhan ribu dokter dan tenaga medis profesional. Menurutnya, para alumni tidak hanya berkiprah di dalam negeri, tetapi juga membawa nama Indonesia di kancah internasional. “FK UNAIR telah banyak melahirkan dokter yang memberi manfaat besar bagi masyarakat dan dunia medis,” ucapnya.
Lebih jauh, Khofifah mengajak seluruh civitas akademika dan alumni UNAIR memperkuat kolaborasi lintas institusi dalam mewujudkan Indonesia Sehat menuju Indonesia Emas 2045. Ia menilai kemitraan strategis antara FK UNAIR, RSUD Dr. Soetomo, dan lembaga kesehatan lain menjadi kunci keberhasilan transformasi kesehatan nasional. “Kemitraan antara FK UNAIR dan RSUD Dr. Soetomo sudah terjalin erat, dan ini perlu terus diperkuat sebagai model sinergi akademik dan pelayanan kesehatan,” tuturnya.
Sebagai Ketua Umum IKA UNAIR, Khofifah juga menekankan pentingnya menjaga nilai pengabdian yang telah menjadi DNA Ksatria Airlangga. Ia menegaskan, almamater UNAIR bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga wadah membentuk karakter pemimpin bangsa. “UNAIR telah membesarkan kita semua. Di mana pun kita berada, semangat pengabdian harus terus hidup,” katanya.
Khofifah menambahkan, jaringan IKA UNAIR kini berkembang pesat, tidak hanya di berbagai daerah di Indonesia tetapi juga di sejumlah negara. Ia menyebut, semangat alumni untuk berkontribusi bagi masyarakat menjadi kekuatan tersendiri bagi UNAIR. “Kami terus memperluas peran IKA UNAIR, dari provinsi ke provinsi, bahkan hingga luar negeri. Semoga setiap ilmu yang diturunkan para guru besar menjadi amal jariyah yang terus mengalir,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Airlangga Prof. Muhammad Madyan menyampaikan bahwa momen Dies Natalis ini bukan sekadar perayaan usia kampus, tetapi juga refleksi perjalanan panjang dunia kedokteran di Indonesia. “Hari ini kita tidak hanya memperingati 71 tahun berdirinya UNAIR, tetapi juga 112 tahun sejarah pendidikan kedokteran di Surabaya,” ucapnya.
Prof. Madyan menjelaskan, perjalanan itu menjadi bukti bagaimana ilmu pengetahuan tumbuh dan bertransformasi dari ruang kuliah ke rumah sakit, lalu memberi manfaat luas bagi masyarakat. Ia mengibaratkan defile sebagai simbol hidup dari semangat pengabdian yang diwariskan lintas generasi. “Melihat semangat para alumni, kita seperti menyaksikan perjalanan ilmu yang terus hidup tumbuh dari kampus, berkembang di rumah sakit, dan memberi manfaat bagi bangsa,” lanjutnya.
Menurutnya, kekuatan sebuah universitas tidak lepas dari kiprah alumninya. Alumni bukan hanya bagian dari sejarah, tetapi juga energi masa depan yang menjaga reputasi kampus tetap bergaung. “Tidak ada universitas besar tanpa alumni yang berdaya. Di tangan mereka, nama UNAIR hidup dan tumbuh di berbagai penjuru dunia,” kata Prof. Madyan.
Ia berharap Fakultas Kedokteran UNAIR terus menjadi barometer pengembangan ilmu kedokteran di Indonesia, bahkan di tingkat global. “Ini adalah momentum untuk menyatukan langkah antara kampus dan alumni, agar FK UNAIR tetap menjadi pelopor kemajuan kedokteran Indonesia,” pungkasnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Ardianto, Direktur RSUD Dr. Soetomo Cita Rosita Sigit Prakoeswa, dan Direktur RS UNAIR Nasronudin, bersama jajaran civitas akademika yang memeriahkan parade penuh warna dan semangat kebersamaan.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin










