KOTA BATU, RadarBangsa.co.id – Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Dr. H. TB. Ace Hasan Syadzily memberikan apresiasi tinggi terhadap pelaksanaan Jatim Retreat 2025 yang diadakan di Pusdik Arhanud, Kota Batu, pada Sabtu (26/4). Menurutnya, Jawa Timur (Jatim) merupakan provinsi pertama di Indonesia yang mengadakan retreat setelah pemerintah pusat, sebuah langkah yang menunjukkan keseriusan daerah dalam memperkuat ketahanan nasional.
Dalam sambutannya, Gubernur Lemhanas tersebut memuji komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam memperkuat ketahanan daerah. “Jawa Timur telah menunjukkan keseriusannya dalam upaya memperkuat ketahanan, baik di tingkat daerah maupun nasional. Retreat ini merupakan contoh yang sangat baik dalam menciptakan sinergi antara daerah dan pemerintah pusat,” ujarnya.
Menanggapi pujian tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan rasa terima kasihnya atas dukungan dan insight yang diberikan oleh Gubernur Lemhanas. Khofifah juga menekankan pentingnya peran seluruh perangkat daerah dalam memperkuat ketahanan daerah, yang pada gilirannya berkontribusi terhadap ketahanan nasional.
“Ketahanan nasional adalah refleksi dari ketahanan daerah. Ketika setiap daerah memiliki ketahanan yang baik, maka ketahanan nasional akan terwujud. Ini artinya, kita semua memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan Indonesia,” ujar Khofifah.
Gubernur Khofifah juga mengungkapkan potensi besar yang dimiliki oleh Jawa Timur, berdasarkan data dari Lemhanas. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 41,81 juta orang, Jatim merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak kedua di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 71,65% adalah penduduk usia produktif, yang berarti Jatim masih berada dalam posisi bonus demografi. Potensi ini, menurutnya, harus dimanfaatkan secara maksimal untuk mencapai ketahanan daerah yang berdampak pada ketahanan nasional.
“Jawa Timur memiliki potensi luar biasa, baik dari sisi demografi maupun ekonomi. Kita menyumbang 25,23% dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), yang menjadikan kita perekonomian terbesar kedua di Pulau Jawa. Ini adalah modal besar untuk memperkuat ketahanan nasional,” jelasnya.
Khofifah menambahkan bahwa ketahanan daerah Jawa Timur sangat penting karena dampaknya akan dirasakan di seluruh Indonesia. “Jika ketahanan daerah Jawa Timur goyah, maka dampaknya akan terasa ke seluruh Indonesia. Ketika Jatim bersin, droplet-nya bisa sampai ke wilayah lain,” tegasnya.
Oleh karena itu, Gubernur Khofifah kembali menekankan pentingnya karakter kepemimpinan yang baik bagi seluruh perangkat daerah. “Di era disrupsi dan dinamika geopolitik global ini, seluruh perangkat daerah harus mampu membaca kondisi terkini dan adaptif terhadap perubahan yang terjadi,” katanya.
“Perkuat karakter kebangsaan di diri masing-masing dan jadilah birokrat yang unggul dengan integritas tinggi, demi masa depan Jawa Timur yang lebih maju,” pungkas Khofifah.
Gubernur Lemhanas Dr. H. TB. Ace Hasan Syadzily, dalam kesempatan tersebut, juga memberikan pesan untuk terus memperkuat kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah. Ia menyampaikan bahwa Jawa Timur telah membuktikan diri sebagai pelopor dalam mengadakan retreat seperti ini.
“Jawa Timur sangat cepat tanggap dalam menghadapi tantangan dan membangun visi yang sejalan dengan pemerintah pusat. Ini sangat penting dalam menciptakan sinergi yang kuat,” kata Ace Hasan.
Ia juga mengingatkan bahwa tantangan yang dihadapi di era disrupsi saat ini memerlukan upaya bersama yang didukung oleh seluruh perangkat daerah. “Bersama-sama, kita bisa memanfaatkan setiap peluang yang ada dan menjaga ketahanan nasional di Jawa Timur,” pesannya.
Terakhir, Gubernur Lemhanas berharap agar seluruh peserta Jatim Retreat 2025 dapat terus berkarya dalam memperkuat ketahanan daerah, yang pada akhirnya akan membawa Indonesia menuju cita-cita “Indonesia Emas 2045”.
Turut hadir dalam acara tersebut, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Adhy Karyono, jajaran Lemhanas RI, serta 72 peserta Jatim Retreat 2025 yang terdiri dari pejabat pimpinan tinggi di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin