JOMBANG, RadarBangsa.co.id – Calon Wakil Presiden RI, Nomor Urut 1, Muhaimin Iskandar atau Gus Imin, menyampaikan apresiasi terhadap peran Mbah Bisri Syansuri dan Nyai Nur Khodijah sebagai tokoh pembaharu di bidang Pendidikan.
Gus Imin mengungkapkan bahwa pada tahun 1919, Kiai Bisri Syansuri dan Nyai Nur Khodijah melakukan terobosan besar dengan mendirikan Pesantren Putri. Tindakan ini dianggap sebagai ijtihad yang berani, inovatif, dan melampaui zamannya.
“Kiai Bisri dapat dianggap sebagai tokoh pembaharu dalam pendidikan. Beliau tidak hanya sebagai pelopor, melainkan juga penggagas yang menginspirasi pesantren-pesantren lain untuk membuka pintu pendidikan bagi perempuan, sebuah warisan yang terus berkembang hingga kini,” ujar Gus Imin saat membacakan Manaqib KH Bisri Syansuri pada malam puncak pengajian umum Haul KH Bisri Syansuri di Denanyar, Jombang, Jawa Timur, Jumat, (12/01)
Gus Imin menambahkan bahwa almarhum KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pernah menyebut Kiai Bisri sebagai Kiai Plus karena dalam dirinya terdapat tiga karakter ulama.
“Kiai Bisri memiliki tiga karakter utama, yakni sebagai pecinta fiqih, pejuang nilai-nilai keadilan gender, dan politisi yang berprinsip. Setiap langkah dan keputusan yang diambil oleh Mbah Bisri senantiasa didasarkan pada pemahaman yang mendalam,” jelasnya.
Gus Imin menekankan bahwa Mbah Bisri adalah sosok yang teguh dalam memegang prinsip, berkepribadian kuat, dan mampu bersikap fleksibel. “Dengan kombinasi analisis sosial keumatan yang luas, Kiai Bisri adalah figur yang kokoh dalam prinsipnya, berkepribadian kuat, dan tangkas dalam sikapnya,” tandasnya.
Selain itu, Gus Imin juga menyebut bahwa Mbah Bisri merupakan ulama visioner dengan pengetahuan yang luas. Menurutnya, Mbah Bisri telah memberikan kontribusi brilian dalam konsep keumatan dengan dampak nasional.
“Beberapa konsep keumatan yang brilian dan berdampak nasional adalah bukti bahwa Mbah Kiai Bisri Syansuri adalah ulama visioner dengan wawasan ilmiah yang sangat luas,” ucapnya.
Hadir dalam acara Haul Mbah Bisri Syansuri dan Nyai Nur Khodijah, antara lain, Calon Presiden Anies Baswedan, KH Said Aqil Sirah, Habib Umar Muthohar, KH Marzuqi Mustamar, KH Abdurahman al-Kautsar, Prof Nadir Husein, dan KH Abdussalam Shohib, bersama dengan beberapa ulama besar lainnya.