Gus Zakky Lamongan : Jangan Berhenti Berdo’a Meskipun Do’amu Belum Terkabulkan

Kyai. M.Muzakkin(Gus Zakky Al-Sekanory). Pengasuh pondok pesantren khusus rehabilitasi sakit jiwa dan narkoba Asma' Berojomusti Lamongan, Ketua Umum JCW (Jatim Corruption Watch)Provinsi jawa timur,Dan Ketua pusat BPAN-RI(Badan Penyelamat Aset Negara Republik Indonesia)

LAMONGAN, RadarBangsa.co.id – Berdo’a adalah kewajiban kita semua sebagai hamba Allah yang selalu berharap atas ridho,nikmat,dan hidayah-Nya dalam segala hal,
Agar kita bisa jadi orang yang bersyukur atas pemberia-Nya.

Seperti slogan Mbah Maulana Ibrahim Asmoroqondhi,Ayah dari Sunan Ampel atau kakek Sunan Bonang dan Sunan Drajat,yang dikemas dalam bahasa jawa walaupun sangat singkat,tapi mengandung filosofi yang sangat besar dan dalam sekali,yaitu jadilah orang yang : “Sabar, Neriman, Loman, Ngalah, Akas, lan Temen”, dengan tidak berhenti untuk memohon dan berdo’a kepada Allah SWT, Agar diberi keselamatan dunia akherat.

Bacaan Lainnya

Kyai. M.Muzakkin (Gus Zakky Al-Sekanory), Pengasuh pondok pesantren khusus rehabilitasi sakit jiwa dan narkoba Dzikrussyifa’ Asma’Berojomusti, Lamongan Jawa Timur ini mengatakan, “Kita sebagai ummat Rosulullah Saw, tidak boleh berputus asa apabila do’a kita belum di kabulkan oleh Allah Swt,sebab do’a dikabulkan itu ada kalanya yang di tunda oleh Allah,ada kalanya di alihkan dengan bentuk dan wujud yang lain sebagaimana kehendak Allah bukan atas kehendak yang berdo’a”, Tuturnya,Saat ditemui awak media dipesantrenya. Kamis (04/06/2020).

Lanjut Gus Zakky, Pria 52 tahun yang setiap harinya keliling daerah sebagai seorang muballigh ini,menambahkan “Setiap do’a yang dimohonkan itu belum tentu di ijabahi persis dengan yang di inginkanya dalam do’a tersebut,padahal sebenarnya sudah dikabulkan dengan bentuk lain, tanaman dimakan tikus diganti diberi badan sehat sekeluarganya, nah, kenyataan ini masih banyak orang yang belum mengetahuinya,contoh lagi ada orang yang motornya hilang dicuri maling,ia berdo’a siang malam agar motornya bisa kembali,tak lama kemudian Allah memberi rizki dengan tidak mengembalikan berupa motor yang hilang itu secara langsung,tapi dengan cara yang lain,

Tanahnya laku mahal milyaran rupiah karena terkena pembebasan jalan tol,kemudian hari berikutnya di hadiahi haji oleh orang yang pernah ditolongnya akibat pernah menyelamatkan maut dari musibah kebakaran, begitu pulang haji dapat hadiah lagi dari Allah, berupa sepeda motor karena ia telah mendapatkan undian dari salah satu Bank yang ia juga sebagai nasabahnya, dll, itulah namanya bahwa datangnya rizki itu tidak disangka-sangka,sesuai ayat Allah dalam Al-Qur’an Minkhaistu layakhtasib”,Terangnya.

Sebagaiman diterangkan juga dalam Syarah al-Hikam ‘Atha’iyyah, yaitu :

“Jangan sampai lambatnya pemberian padahal kau terus-terusan berdoa membuatmu putus asa.”

Seorang hamba semestinya terus berdoa sebagai wujud kehinaan, kerendahan, dan kefakiran dirinya di hadapan Allah. Ketika membutuhkan sesuatu, sepatutnya ia terus berdoa memohon kepada Allah. Sikap itulah yang dituntut dari hamba dalam berdo’a. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menjamin pengabulan do’a.

Berkaitan dengan permintaan atau berdo’a kepada Allah, lebih lanjut Gus Zakky,Pria yang juga Ketua Umum JCW (Jatim Corruption Watch) Provinsi Jawa Timur ini menguraikan sebagai berikut,
Bahwa manusia itu adalah terbagi menjadi tiga golongan,diantaranya :

Pertama, orang yang menghampiri Allah dengan pasrah sehingga ia ridha dan selalu terhubung kepada-Nya baik dalam keadaan ada maupun tiada. Orang semacam ini tidak akan berhenti berdo’a meskipun do’anya masih belum terkabulkan,dalam bahasa jawanya itu (Uripe pasrah mawon dateng gusti Allah).

Kedua, orang yang bersimpuh di depan pintu-Nya karena yakin pada janji-Nya dan selalu menyaksikan ketentuan-Nya. Ia selalu melihat kelalaian yang dilakukannya dan ketika do’anya tak juga dikabulkan, ia merasa banyak cacat pada dirinya dan juga kekurangan pada do’anya.

Terkadang keterlambatan itu membuatnya putus asa, tetapi sering pula keadaan itu justru melahirkan harapan-harapan baru. Ketika keinginannya terwujud dan dikabulkan oleh Allah, ia semakin mementingkan syariat dan tak henti-hentinya mengagungkan Allah,

Ketiga, orang yang berdiri di depan pintu-Nya disertai sejumlah sebab, dalih, dan sikap lalai. Ia menginginkan sesuatu tanpa mengambalikannya kepada ketentuan dan kebijaksanaan Allah. Orang semacam ini bisa jadi ragu terhadap janji Allah, bimbang, atau nyaris putus asa tanpa sebab.

Ibnu ‘Atha’illah dalam hikmahnya mengatakan :

“Dia telah menjamin untuk menerima do’amu sesuai dengan pilihan-Nya, bukan sesuai dengan pilihanmu, serta pada waktu yang Dia inginkan, bukan pada waktu yang kau inginkan.”

Penjelasan ini terkandung dalam firman Allah: “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya Kukabulkan!”, dipertegas oleh sabda Nabi Saw : “Setiap orang yang berdo’a berada di antara tiga kondisi : permintaannya segera dikabulkan, ditunda pengabulannya, atau dialihkan dari keburukan kepada kebaikan.

Seorang sufi mengatakan: “Manfaat do’a adalah menunjukkan kefakiran dan rasa butuh hamba di hadapan Allah, Jika tidak, tentu Tuhan maha kuasa,

Sebagai ummat yang baik, disaat apa saja,dan dalam kondisi bagaimanapun saja,jangan sampai berhenti kita berdo’a kepada Allah,baik dalam keadaan sehat,kaya,sukses,maupun kondisi sedang diuji Allah dengan sakit-sakitan,kemiskinan harta, hancur jabatanya,berantakan keluarganya, dan urusan nyawa sekalipun, ketahuilah bahwa setiap do’a insyaallah akan dikabulkan oleh Allah Swt,tidak usah harus berputus asa,Kita bersama berdo’a semoga hidup ini penuh barokah, selalu dalam ridho-Nya,dan diselamatkan dunia akherat,Amin.

Demikian kata Gus Zakky,Pria yang juga Ketua Pusat BPAN-RI(Badan Penyelamat Aset Negara Republik Indonesia)ini dalam mengakhiri pembicaraanya,pungkasnya,

(Kiki)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *