PASURUAN,RadarBangsa.co.id – Di perkirakan sudah 14 hari berlalu, pencarian untuk korban anak hanyut di sungai Kerang tepatnya di daerah Desa Sukodermo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan oleh tim Rescue dari komunitas Facebook (FB) Info Lantas dan Kriminal Pasuruan (ILKP) bersama komunitas Purwodadi Guyub Pasuruan (PGP) pada Jumat (10/4) pagi hasilnya masih nihil alias belum juga ditemukan.
Kali ini sebanyak 36 personil terjun ke sungai Kerang untuk melakukan penyisiran dan pencarian korban hanyut di mulai sejak pukul 09.00 hingga 11.00 wib siang, dimana dari tim ILKP sendiri sebanyak 30 personil dan untuk tim dari PGP sebanyak 6 personil.
Namun lagi-lagi, pencarian yang dilakukan oleh tim di lapangan belum juga membuahkan hasil dan bahkan tidak menemukan adanya tanda-tanda tentang keberadaan korban.
Diketahui menurut informasi bahwa korban bocah perempuan bernama Adelia Safitri (8) warga Desa sekitar, dimana kejadian bermula pada saat itu Sabtu 28 Maret 2020 sedang bermain atau mandi di sebuah aliran sungai Kerang bersama 3 teman perempuan sebayanya.
Ketika selesai mandi dan beranjak mau pulang, tiba tiba korban Adelia Safitri terpeleset dan jatuh ke sungai tersebut. Dan sempat dilakukan pencarian baik oleh teman-teman korban pada saat itu, termasuk dari warga sekitar hingga saat ini yang dilakukan oleh tim Rescue ILKP dan PGP belum bisa menemukan keberadaan korban.
“Hari ini kita bersama komunitas PGP melakukan pencarian dan penyisiran di zona dua ratus meter dari titik lokasi korban terjatuh. Namun hasilnya nihil Mas, korban belum juga di temukan”. Ujar Akhmad Fatoni atau yang akrab dipanggil Lucatony, selaku Komandan atau Ketua Tim Rescue ILKP saat di konfirmasi awak radar bangsa.
Beredar kabar dan informasi, bahwa belum di temukannya keberadaan korban Adelia Safitri merupakan kejadian di luar nalar alias berhubungan dengan dunia lain atau ghoib.
Sehingga selain daripada daya dan upaya melakukan SOP pencarian dengan cara menyisir sepanjang aliran sungai, juga secara kasat mata menurut pendapat tim ILKP perlu adanya dukungan lain secara spiritual.
Hal tersebut seperti yang di ucapkan oleh salah satu tim ILKP, dimana setelah menerima info dan memahami adanya kejadian tersebut diduga korban secara kasat mata di sembunyikan di lokasi konon yang di percaya angker.
“Beredar informasi bahwa kejadian ini merupakan hal di luar nalar, dan kalau itu adanya feeling saya secara kasat mata korban berada di sekitar pohon dempo besar berdaun lebar seperti pohon jati”. Kata Yohan atau alias Yudi, anggota ILKP lain.
Tidak patah semangat, kedepan ILKP kembali akan melakukan pencarian korban pada Minggu 12 April 2020 besok. Dan berharap korban bisa secepatnya di temukan, terlebih dalam keadaan hidup. (Ank/Ek)