Ikhtiar Kader PMII Unisla Telusuri Jejak – Jejak Peradaban di Lamongan

- Redaksi

Senin, 30 Desember 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bertempat di serambi masjid Universitas Islam Lamongan (Unisla). PK. PMII Unisla Lamongan gelar diskusi bertema

Bertempat di serambi masjid Universitas Islam Lamongan (Unisla). PK. PMII Unisla Lamongan gelar diskusi bertema "jejak – jejak peradaban sejarah di Lamongan".

LAMONGAN, RadarBangsa.co.id – Bertempat di serambi masjid Universitas Islam Lamongan (Unisla). PK. PMII Unisla Lamongan gelar diskusi bertema “jejak – jejak peradaban sejarah di Lamongan”. Acara yang dimulai sekitar pukul 14:00-17:15 ini dihadiri Supriyo dan Mahrus Ali Jalil sebagai pembicara. Setelah diskusi dibuka oleh Hafidz Febri selaku moderator.

Supriyo mengawali diskusi dengan gambaran bahwa pada masa klasik, daerah sepanjang alur kali Lamong pada abad XI (1200 M) merupakan jalur penting dalam dunia perdagangan dan pemerintahan waktu itu.

Di Lamongan ada beberapa desa kuna yang mendapat hak istimewa dari kerajaan besar sejak masa Airlangga,

“Disebut istimewa, karna desa itu tidak ditarik pajak. Sejarahwan menyebutnya tanah Subur atau desa Perdikan. Seperti Pamotan, Patakan, Lawan, Drujugurit, hingga Biluluk”ujar pria yang juga ketua Lesbumi PCNU Lamongan itu, pada Selasa (24/12)

Baca Juga  Praktisi Spiritual Lamongan, Sesalkan Pemugaran Cungkup AndongSari Diserahkan bukan pada Ahlinya

Melalui tampilan di layar proyektor Supriyo menunjukkan Sekiranya terdapat100-an peninggalan purbakala di Lamongan, dari masa prasejarah, masa Hindu-Budha dan era Kasunanan. Setidaknya di Lamongan terdapat 41 prasasti, ada 27 yang masih tegak berdiri, lebih dari 10 yang hilang, dan ada 5 lebih yang berpindah tempat.

“Penemuan benda-benda kuno, di wilayah Utara, tengah dan selatan ini. Semakin mengukuatkan bahwa Lamongan merupakan kota sejarah, sekaligus memiliki peradaban besar dari masa silam” tegasnya.

Tak hanya membahas kekayaan bukti arkeologis di Lamongan, Supriyo juga menyinggung langkah Pemerintah Lamongan mencatat kontribusi Lamongan dalam panggung sejarah nasional. Menurutnya,
Hingga hari ini potensi kepurbakalaan di Lamongan dapat digunakan sebagai objek wisata purbakala, objek penelitian, edukasi kepada masyarakat Lamongan, misalnya melalui gedung museum yang representatif, penambahan muatan lokal. dsb.

Lebih lanjut Supriyo mengungkap bahwa di sebelah utara kampus Unisla juga ada jejak sejarah yang sangat berpotensi menjadi tulisan yang populer. Namun sementara belum banyak orang yang mengetahui

Baca Juga  Lambatnya Penanganan Dugaan Kasus Korupsi di Unisla Lamongan, Akhirnya Dilaporkan ke Onbudsman RI

” Di utara kampus ini (Unisla) terdapat sebuah situs. Reliefnya cukup jelas terbaca dan terdapat sebuah struktur, namun telah menjadi makam.“ ungkapnya

Mahrus Ali Jalil sebagai pemateri kedua, mengajak peserta yang mayoritas dianggap sebagai generasi millenia,l agar menggunakan kecanggihan teknologi informasi sebagai alat sebesar-besarnya untuk berkarya, utamanya dalam hal literasi.

Baginya langkah ini sangat penting, agar pengetahuan tentang sejarah dan peradaban di Lamongan ini, tidak semata–mata sebagai kenangan atau pembicaraan saja. Tapi juga bisa membentuk pondasi bagi terbentuknya tatanan sosial yang lebih baik.

“Dengan kecanggihan teknologi dan didukung kecanggihan berpikir, kita bisa menciptakan tatanan sosial yang berkarakter. masyarakat yang kuat dan bermartabat, serta kokoh dalam menghadapi pengaruh negatif budaya lain” lanjut, Alumni jurusan Sejarah Kebudayaan Islam IAIN Surabaya itu.

Baca Juga  Melaui program DD dan ADD,Desa Ganggantingan Prioritaskan Pembangunan fisik

Usai memaparkan materi, Mahrus lalu mengajak 70-an peserta yang hadir untuk menulis tentang desanya masing-masing. Usai ditulis, dia meminta salah satu perwakilan dari peserta untuk membacakan di depan peserta lain.

Acara di ditutup dengan pernyataan dari masing-masing pemateri. Dengan kerendahan hati Supriyo mengungkapkan

“Apa yang anda lihat, dengar dari forum ini. belum tentu sebuah kebenaran. Maja dariitu harus terus perbarui informasi dan diskusikan”.
Dengan gelombang yang sama, Mahrus Ali menambahkan “ Anak pergerakan harus baca, diskusi, ngopi, gerak. Jangan hanya ngopi lalu main game. Kita sadar bahwa belajar sejarah, seperti yang kita lakukan sore ini sama dengan belajar budaya. belajar budaya berarti belajar kemanusiaan”. Pungkasnya. (JK)

Berita Terkait

DPU CKPP Banyuwangi : Targetkan Rampung Tahun ini Pembangunan Jembatan Karangdoro Terus Dikebut
Calon Bupati Sidoarjo H Subandi Hadiri Doa Bersama di Desa Plumbungan
Pj Gubernur Jatim Adhy Salurkan Bantuan Air Bersih untuk Warga Blitar Terdampak Kemarau
Pj Gubernur Adhy Salurkan Bansos dan Alat Bantu Disabilitas di Blitar
Jelang Hari Jadi ke-79 Jawa Timur, Pj Gubernur Adhy Karyono Pimpin Ziarah di Makam Bung Karno
Geber Sidoarjo, 15 Ribu ASN Serentak Kerja Bakti Bersihkan Kota
Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono Buka Orientasi PPPK Angkatan 101-110
Cabup Nomor 1 Subandi, Merajut Silaturahmi dengan Kiai-Kiai Kampung di Sidoarjo
Tag :

Berita Terkait

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 09:25 WIB

DPU CKPP Banyuwangi : Targetkan Rampung Tahun ini Pembangunan Jembatan Karangdoro Terus Dikebut

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 08:10 WIB

Calon Bupati Sidoarjo H Subandi Hadiri Doa Bersama di Desa Plumbungan

Jumat, 4 Oktober 2024 - 16:04 WIB

Pj Gubernur Jatim Adhy Salurkan Bantuan Air Bersih untuk Warga Blitar Terdampak Kemarau

Jumat, 4 Oktober 2024 - 15:13 WIB

Pj Gubernur Adhy Salurkan Bansos dan Alat Bantu Disabilitas di Blitar

Jumat, 4 Oktober 2024 - 13:55 WIB

Jelang Hari Jadi ke-79 Jawa Timur, Pj Gubernur Adhy Karyono Pimpin Ziarah di Makam Bung Karno

Berita Terbaru

Kepala BRI Unit Pucuk, Mochamad Afnan Zainuri, saat menyerahkan bantuan program Klasterkuhidupku

Ekonomi

BRI Dorong UMKM Lamongan Maju Lewat Klasterkuhidupku

Sabtu, 5 Okt 2024 - 10:51 WIB