MALANG, RadarBangsa.co.id – Perayaan Imlek 2025 di Malang Town Square (Matos) berlangsung dengan meriah pada Kamis (30/1/2025), mengusung tema “Wise of Wooden Snake” yang dikemas dalam harmoni doa dan syukur. Acara dimulai pukul 16.00 WIB hingga 19.00 WIB dan menjadi bagian dari rangkaian perayaan Imlek yang diadakan di Matos, yang kali ini berkolaborasi dengan Forum Komunikasi Antar Umat Beragama Malang Raya (FKAUB).
Perayaan kali ini merupakan acara yang sangat dinantikan oleh masyarakat Malang dan sekitarnya. Malang Town Square menjadi pusat keramaian dengan berbagai atraksi yang menarik, di antaranya pertunjukan Barongsai yang memukau pengunjung. Berbagai kelompok masyarakat, dari anak-anak hingga orang dewasa, berkumpul untuk merayakan Imlek, berbagi kebahagiaan, dan tentunya berbagi angpao, tradisi khas yang menjadi simbol keberuntungan di Tahun Baru Imlek.
Selain menjadi ajang untuk merayakan tahun baru, perayaan Imlek di Matos kali ini juga menjadi momentum untuk memperkuat kebersamaan dan keharmonisan antar umat beragama. Melalui kolaborasi lintas agama yang semakin kuat, harapan akan terciptanya Indonesia yang damai dan penuh toleransi semakin nyata. Ini adalah wujud nyata bahwa perayaan Imlek dapat menjadi sarana untuk mempererat persatuan bangsa, bukan hanya melalui doa bersama tetapi juga seni budaya yang melibatkan berbagai agama.
Dalam acara tersebut, Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKAUB) Malang Raya turut berperan dalam menyatukan berbagai penampilan seni dan budaya dari berbagai agama. Dalam perayaan ini, dihadirkan beragam pertunjukan yang mencerminkan keberagaman agama di Indonesia, seperti pertunjukan Sufi dan Hadrah dari Islam, Paduan suara dari Kristen, Tari Lansia dari Katolik, Tari Tradisional dari Hindu, Barongsai & Wushu dari Konghucu, dan Tarian Sakral dari Penghayat Kepercayaan.
Markom Manager Matos, Rahayu Sasmita, dalam kesempatan tersebut mengungkapkan bahwa kolaborasi antara Matos dan FKAUB sudah terjalin sejak lama. “Ini adalah kali kedua kami bekerja sama. Sebelumnya, kami mengadakan doa lintas agama pada peringatan Hari Lahir Pancasila, Juni 2023 lalu. Imlek tahun ini menjadi kesempatan bagi kami untuk kembali menyatukan berbagai pertunjukan dari lintas agama dalam satu panggung,” ungkapnya.
Rahayu menambahkan, tujuan dari perayaan ini adalah untuk memberikan penghormatan kepada kebudayaan dan tradisi yang ada di Indonesia. Perayaan kali ini juga mencerminkan bagaimana perbedaan agama dan budaya dapat saling melengkapi dan memperkaya kehidupan sosial di Malang. “Kami berharap acara ini bisa menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di Indonesia. Keberagaman adalah kekuatan yang perlu dirayakan bersama,” tutup Rahayu.
Di tempat yang sama, Sekretaris Jenderal FKAUB, David Tobing, menekankan pentingnya acara ini sebagai bentuk nyata dari toleransi dan moderasi beragama. “Tidak banyak yang membayangkan Barongsai bisa satu panggung dengan Sufi, atau Wushu berpadu dengan Tari Pendet. Tapi di sini, kita membuktikan bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan kekuatan,” ujarnya.
Perayaan Imlek di Matos Malang 2025 kali ini menjadi contoh nyata bahwa keberagaman bisa dirayakan dengan penuh kebersamaan, serta menjadi tonggak penting dalam upaya membangun Indonesia yang lebih damai dan toleran. Dengan harapan agar acara serupa bisa lebih luas lagi dilaksanakan di masa depan, baik di Malang maupun di kota-kota lainnya.
Penulis : Windu Setiawan
Editor : Zainul Arifin