LAMONGAN, RadarBangsa.co.id — Indikator sosial ekonomi Kabupaten Lamongan pada tahun 2024 menunjukkan pergerakan yang positif, sebagaimana diungkapkan dalam audiensi yang diadakan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lamongan pada Rabu pagi (4/12) di Guest House Kabupaten Lamongan. Dalam kesempatan tersebut, Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, menyampaikan bahwa hasil ini merupakan buah dari kerja keras bersama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Lamongan.
“Pergerakan ke arah yang positif pada indikator sosial ekonomi ini menandakan bahwa kerja keras kita berhasil. Capaian ini berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat Lamongan,” ujar Bupati Yuhronur, yang akrab disapa Pak Yes.
Salah satu capaian yang mencolok adalah pada sektor pertanian, khususnya produksi padi. Pada tahun 2024, diperkirakan produksi padi di Lamongan mencapai 776,95 ribu ton, dengan luas panen mencapai 130,89 ribu hektar. Angka ini memastikan Lamongan tetap berada di urutan pertama sebagai penghasil padi terbesar di Jawa Timur.
Selain itu, sektor ekonomi Lamongan juga mengalami pertumbuhan yang signifikan. Pada triwulan II tahun 2024, pertumbuhan ekonomi mencapai angka 7,61%, sedikit meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencatatkan angka 7,56%. Pertumbuhan ini didorong oleh sektor primer, yaitu pertanian, kehutanan, dan perikanan yang terus menunjukkan kinerja yang stabil.
Peningkatan lain juga terlihat pada angka pengangguran terbuka (TPT), yang turun dari 5,46% pada tahun 2023 menjadi 4,34% di tahun 2024. Penurunan TPT ini seiring dengan meningkatnya jumlah pekerja formal di Lamongan, yang tercatat sebanyak 317,62 ribu orang pada tahun 2024, naik dari 274,67 ribu orang di tahun sebelumnya. Sementara itu, jumlah pekerja informal tercatat sebanyak 474.677 orang.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Lamongan juga mengalami kenaikan yang signifikan, dari 75,25 pada tahun 2023 menjadi 75,9 pada tahun 2024. Capaian ini mengungguli angka IPM Provinsi Jawa Timur maupun Indonesia. “Angka IPM kita berhasil mengungguli Provinsi Jawa Timur dan Indonesia,” kata Pak Yes.
Pak Yes juga memaparkan beberapa komponen penting dalam IPM, antara lain angka harapan hidup yang mencapai 75,07 tahun, harapan lama sekolah 14,03 tahun, rata-rata lama sekolah 8,48 tahun, dan kemampuan daya beli per tahun yang sebesar 12.419 ribu rupiah.
Bupati Yuhronur menekankan pentingnya data dalam perencanaan pembangunan yang efektif. “Data adalah tumpuan bagi perencanaan pembangunan. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh lapisan pemerintah mulai dari daerah hingga tingkat desa untuk lebih melek statistik,” ujarnya. Pak Yes juga menyambut baik program Desa Cinta Statistik (Desa Cantik), yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas data di Lamongan agar lebih tertata dan seragam, serta menjadi acuan pembangunan yang lebih tepat sasaran.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin