Ini Respon Pak Lutfi Saat Dikabari Ada Warga Hidup di Gubuk Bambu

- Redaksi

Jumat, 18 Agustus 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Responsif Pak Lutfi melihat langsung warga yang tinggal di Gubuk (foto:Hikam)

Responsif Pak Lutfi melihat langsung warga yang tinggal di Gubuk (foto:Hikam)

KEDIRI, Radar Bangsa.co.id  – Ketika Bangsa Indonesia merayakan Hari Kemerdekaan Ke-78, ternyata masih ada warga yang hidupnya belum merdeka dari himpitan ekonominya. Setidaknya hal itu dialami oleh Suprihatin, janda berusia 56 tahun yang tinggal bersama putrinya Sunarsi (33 tahun), terpaksa harus tinggal di gubuk berukuran 1,8 meter persegi yang terbuat dari anyaman bambu dan plastik.

Mendapat kabar ada warga yang hidup di tempat tidak layak huni, Wakil Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Kediri, Drs. H. Lutfi Mahmudiono mengaku kaget, dan langsung mendatangi rumah di Dusun Purworejo RT. 004 RW. 009 Desa Punjul, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Kamis, 17 Agustus 2023.

Bantuan sembako yang di gelontorkan Pak Lutfi (foto:Hikam)

Saat itu Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Kediri yang akrab disapa Pak Lutfi hadir bersama Kepala Desa Punjul, Sulistono, dan Pembantu Kasun Purworejo, Srianto, menemui Suprihatin dan Sunarsi untuk memberikan bantuan serta mencarikan solusi supaya dapat mempunyai Rumah Layak Huni.

“Ketika saya mendapatkan kabar tentang kehidupan Bu Supriatin dan putrinya, saya kaget dan langsung ingin melihat kondisi sebanarnya. Hari ini saya diantar oleh Pak Kades dan Pak Wo lihat ke lokasi dan kita bertemu Bu Supriatin, ternyata disini sebetulnya harus ada langkah bagaimana agar mempunyai rumah yang lebih layak,” katanya.

Pak Lutfi juga mengatakan, bawasannya Bu Supriatin ini juga sudah banyak mendapatkan bantuan dari pemerintah dan sudah ditawari untuk dipindahkan ke rumah desa, akan beliau tetapi tidak mau pindah, dan memilih untuk tetap tinggal di gubuk miliknya sendiri.

“Tadi juga sudah disampaikan, bahwa Bu Supriatin ini juga masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Intinya bantuan dari pemerintah, cuma ini problemnya yang harus dibantu untuk bisa mendapatkan rumah yang layak. Setelah kita lihat, insya Alloh masih ada harapan bagaimana untuk mendapatkan rumah yang layak huni yang nanti tentu kita kordinasikan bersama pemerintah desa, kecamatan, dan kabupaten,” ungkapnya.

Potret Kepala Desa Punjul saat ditemui awak media (foto:Hikam)

Sementara itu, Kepala Desa Punjul, Sulistono menjelaskan, selama ini Supriatin dan Sunarsi juga menjadi perhatian pemerintah desa dan selalu mendapatkan bantuan dari desa maupun dari pemerintah daerah.

“Cuma Bu Sunarsi ini agak keterbelakangan SDM. Selama ini untuk bantuan dari atas, Bu Sunarsi tetap mendapatkan, bahkan beliau juga mempunyai Kartu KIS, masalah bantuan-bantuan yang lain itu difasiliatasi, hanya saja berkaitan dengan rumah, itu memang lokasinya yang seperti ini, cuma tinggal 1,8 meter,” jelasnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Pembantu Kasun Purworejo, Srianto, bahwa pemerintah desa dari pimpinan kades yang dahulu sebenarnya juga sudah banyak mengusulkan relokasi bagi Supriatin, akan tetapi ditolak oleh putrinya, Sunarsi.

“Sebetulnya kita juga memfasilitasi untuk bantuan bedah rumah. Jadi, dari pemerintahan yang dulu itu sudah berupaya ditempatkan di tanah desa dibangunkan rumah, tapi Bu Sunarsinya tidak mau. Sementara rumah desa inikan sebenarnya ada dua rumah, yang satu ditempati pendatang dari Kalimantan, satunya lagi masih kosong disana,” ucapnya.

Ditambahkan Srianto, selama ini banyak bantuan yang diterima oleh Supriatin, mulai bantuan dari pemerintah desa sampai pemerintah provinsi berupa Kambing Etawa, dan untuk saat ini yang masih aktif yaitu bantuan BPNT.

“Kemarin juga mendapatkan bantuan beras dari desa, Kambing Etawa juga mendapatkan, untuk sumbangan juga banyak mendapatkan. Tapi kemarin waktu bedah rumah dari kabupaten, karena untuk lahannya itu tidak mencukupi, akhirnya saya alihkan. Sebab syaratnya bedah rumah harus mempunyai lahan 3 X 6 atau 4 X 5, sementara rumahnya jelirit memajang. Jadi kita juga kebingungan,” pungkasnya.

Berita Terkait

KPU Sidoarjo Rampungkan Pendistribusian Logistik Pilkada 2024
Proyek Betonisasi Jalan di Sidoarjo Hampir Rampung, Plt Bupati Tinjau Progres
Kecelakaan Mobil Elf di Lamongan, Lima Penumpang Luka-Luka
Rapat Koordinasi dan Peresmian Perpustakaan Kelurahan Muktiharjo Kidul Semarang
Angin Kencang Rusak 13 Rumah Warga di Bondowoso, BPBD Tangani Darurat
LSM DRBI Soroti Dinas Lingkungan Hidup Indramayu
Peningkatan Kewaspadaan Penyakit Musim Hujan, Dinas Kesehatan Pacitan Gandeng FPPA
Warga Griya Permata Insani Geger dengan Penemuan Mayat yang Membusuk, Polsek Tikung Polres Lamongan Datangi TKP

Berita Terkait

Senin, 25 November 2024 - 21:47 WIB

KPU Sidoarjo Rampungkan Pendistribusian Logistik Pilkada 2024

Senin, 25 November 2024 - 21:41 WIB

Proyek Betonisasi Jalan di Sidoarjo Hampir Rampung, Plt Bupati Tinjau Progres

Jumat, 22 November 2024 - 23:34 WIB

Kecelakaan Mobil Elf di Lamongan, Lima Penumpang Luka-Luka

Jumat, 22 November 2024 - 22:12 WIB

Rapat Koordinasi dan Peresmian Perpustakaan Kelurahan Muktiharjo Kidul Semarang

Rabu, 20 November 2024 - 00:19 WIB

Angin Kencang Rusak 13 Rumah Warga di Bondowoso, BPBD Tangani Darurat

Berita Terbaru

Politik - Pemerintahan

Pemkab dan DPRD Lamongan Setujui APBD 2025 dengan Pendapatan Rp 3,26 Triliun

Senin, 25 Nov 2024 - 22:12 WIB

Peristiwa

KPU Sidoarjo Rampungkan Pendistribusian Logistik Pilkada 2024

Senin, 25 Nov 2024 - 21:47 WIB