Jangan Asal Pakai Diffuser, Waspada Bahayanya untuk Kesehatan

JAKARTA, RadarBangsa.co.id – Sejak pandemi covid-19 penggunaan diffuser menjadi tren karena dipercaya bermanfaat bagi kesehatan. Diffuser merupakan alat yang digunakan untuk mengolah essential oil dicampur dengan air dan menghasilkan uap halus. Uap yang dihasilkan dari diffuser ini akan menyebar ke ruangan untuk memberi efek menenangkan. Banyak yang percaya uap yang dihasilkan diffuser dapat membantu mensterilkan udara luas, menciptakan suasana tenang, dan dapat menenangkan pikiran serta mengurangi stres.

Beberapa waktu lalu sempat viral di media sosial TikTok postingan dari salah satu selebgram yang membuat campuran diffuser dengan cairan antiseptik dan diklaimnya bahwa hal tersebut bisa menjadi pencegah virus covid-19. Namun, Medical Underwriter Sequis dr Debora Aloina Ita Tarigan mengatakan sampai saat ini belum ada penelitian yang dapat membuktikan bahwa diffuser dapat menjadi tata laksana pencegahan covid-19.

Bacaan Lainnya

Penggunaan diffuser juga belum terbukti aman untuk digunakan sebagai metode penguapan cairan antiseptik guna mensterilisasi udara. Justru penggunaan yang tidak tepat dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi kesehatan. Risiko kesehatan yang ditimbulkan dari penggunaan antiseptik pada diffuser juga tidak main-main, mulai dari iritasi pada mata hingga potensi kerusakan pada organ pernapasan.

“Mencampur cairan yang mengandung antiseptik melalui diffuser tidak disarankan. Cairan antiseptik memiliki sejumlah kandungan yang membahayakan. Apabila terkena kulit manusia bisa menyebabkan hipersensitif karena cairan mengandung chloroxylenol. Hipersensitif dapat menyebabkan perubahan warna kulit, ruam, iritasi, dan kulit terbakar. Apalagi, jika sampai tertelan, dapat menyebabkan erosi faring (penipisan atau pengikisan jaringan tenggorokan), edema laring (penyempitan saluran pernapasan), gangguan pernapasan akut hingga dapat terjadi henti jantung,” sebut dr. Debora

Sedangkan penggunaan minyak esensial pada diffuser masih relatif aman untuk saluran pernapasan. Namun, dr Debora mengingatkan bagi penderita gangguan pernafasan, seperti yang memiliki riwayat asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan kronis lainnya sebaiknya perlu lebih waspada atau menghindari penggunaan diffuser karena uap dari diffuser berpotensi menyebabkan iritasi di saluran pernapasan.

Dr. Debora menganjurkan agar masyarakat jangan latah meniru dan menyebarkan percobaan tren do it yourself diffuser atau konten kesehatan lainnya yang belum tervalidasi kebenarannya, seperti mencampur antiseptik pada diffuser karena tidak semua informasi yang ada di media sosial selalu benar dan kondisi dan riwayat kesehatan setiap orang berbeda. Jika bukan disarankan atau direkomendasikan oleh dokter atau lembaga kesehatan tepercaya, sebaiknya jangan dilakukan dan disebarkan. Sebaliknya, dr Debora mengajak masyarakat untuk ikut aktif melakukan upaya pencegahan penyebaran virus covid-19 daripada bereksperimen sendiri dengan mencampurkan cairan antiseptik pada diffuser dengan dalil dapat mencegah penyebaran virus.

“Hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah tetap menaati protokol kesehatan, yakni selalu menggunakan masker dan rajin mencuci tangan, memperhatikan kebersihan lingkungan dan menjaga imunitas dengan cara mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, cukup beristirahat, dan kelola stres dengan baik. Selain itu, ada baiknya kita mempersiapkan diri dari kemungkinan terserang penyakit dengan memiliki asuransi kesehatan agar bisa mendapatkan perawatan medis lebih cepat dan berkualitas. Apalagi, pada masa pandemi covid ini, penularan virus rentan terjadi dan bagi mereka yang memiliki komorbid rentan mengalami long covid,” sebut dr. Debora.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *