JAKARTA, RadarBangsa.co.id – Direktur P3S, Jerry Massie, berpendapat bahwa masyarakat sebaiknya lebih mendukung Timnas Indonesia untuk berlaga di Piala Dunia daripada mempermasalahkan isu naturalisasi pemain.
Menurut Jerry, naturalisasi adalah hal yang wajar dan tidak melanggar aturan FIFA. Ia mencontohkan bahwa banyak negara Eropa seperti Italia, Jerman, Prancis, dan Inggris yang juga memanfaatkan pemain naturalisasi.
“Perancis ketika menjuarai Piala Dunia 1998 menggunakan 17 pemain naturalisasi. Sementara Maroko, yang berhasil melaju hingga semifinal Piala Dunia, memiliki 14 pemain naturalisasi yang lahir di Eropa,” ujarnya kepada media pada Jumat (13/9/2024).
Berdasarkan penelitian yang dilakukannya, negara-negara di Asia Tenggara seperti Malaysia memiliki 14 pemain naturalisasi, sementara Australia menggunakan 12 pemain naturalisasi. Namun, berbeda dengan Indonesia yang para pemainnya masih memiliki garis keturunan asli Indonesia.
“Misalnya Thom Haye yang neneknya berasal dari Sulawesi Utara, Jordy Amat dari Siau, Sulut, Shayne Pattinama yang ayahnya berasal dari Ambon, serta Calvin Verdonk yang ayahnya lahir di Meulaboh, Aceh. Bahkan, Jay Idzes memiliki kakek yang lahir di Semarang,” jelasnya.
Oleh karena itu, lanjut Jerry, kritik terhadap naturalisasi pemain tidak berdasar dan keliru.
“Barangkali ada beberapa alasan orang mengkritik timnas yang diisi banyak pemain naturalisasi, seperti mencari perhatian, berambisi menjadi ketua PSSI di masa depan, atau ingin melemahkan dan menggagalkan program naturalisasi yang didukung oleh PSSI dan pemerintah,” katanya.
Jerry menambahkan bahwa tanpa pemain diaspora seperti Mees Hilgers yang berdarah Manado dan Eliano Reijnder dari Maluku, Indonesia akan kesulitan bersaing, baik di tingkat Asia maupun di ASEAN, dan akan terus kalah dari Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Filipina.
“Saya pikir kita akan kesulitan bersaing jika tidak mengandalkan pemain-pemain diaspora ini,” tutupnya.