SUMENEP, RadarBangsa.co.id – Salah satu pertanian warga di Desa Batuputih Kenek Kecamatan Batuputih Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur adalah Pisang, pasalnya setiap warga di Kampung itu memiliki puluhan, bahkan ratusan pohon pisang yang sengaja mereka tanam di ladang miliknya, tanaman pisang yang sekali tanam dan tidak terlalu membutuhkan perawatan khusus merupakan potensi alam bernilai ekonomis. Selasa, (14/04/2020)
Nahrabi, petani pisang setempat menyamapikan bahwa tanaman itu merupakan tanaman yang tak mengenal musim, baik saat musim kemarau lebih-lebih musim hujan sehingga untuk dijadikan pendapatan para petani dalam hal pemenuhan belanja sehari-hari di nilai cukup.
“Tanaman pisang ini merupakan tanaman yang mudah di tanam dan senantiasa ada di setiap musim. jadi jika punya tanamam pisang maka untuk belanja tidak akan kerepotan”, terangnya.
Sahap, pedagang pisang di kampung itu menuturkan dari banyaknya tanaman pisang yang di miliki warga, untuk mendapatkan angka 1.000 pohon pisang bisa di dapat hanya dengan 10 kepala keluarga saja sebab setiap warga ada yang memiliki 10 – 100 pohon pisang bahkan ada yang lebih. harganya variatif, minimal kisaran Rp 50.000 dan maksimal Rp 250.000 hal itu sesuai besar kecilnya buah pisang.
“Tanaman pisang di kampung ini sangat banyak di bandingkan dengan Desa lain, perkepala rumah tangga ada yang memiliki 10-100 bahkan ada yang 700san pohon pisang, milik saya sendiri kurang lebih ada sekitar 100 pohon pisang. harga perpisangnya kisaran Rp. 50.000-250.000”, tuturnya.
Lebih lajut Sahap, menjelaskan sejauh ini satu-satunya penampung pisang hanya ada di pasar Labeng Dhuwak tempat kampung pisang itu berada, di pasar itulah titik kumpul penjualan pisang baik dari petani setemapat maupun dari Desa lain. setiap minggungya pasar itu beroperasi dua kali yaitu pada hari Kamis jam 15:00 Wib sampai Jumat jam 16:00 Wib dan hari Senin jam 15:00 Wib sampai hari Selasa jam 16:30 Wib.
“Untuk penjualan semua pisang hasil tani warga nyatu di pasar Labeng Dhuwak, pasarnya setiap hari Selasa dan Jumat dari situ kemudian di kirim keluar kota”, jelasnya.
Pengiriman pisang untuk area luar kota meliputi Pamekasan, Sampang, Bangkalan, Surabaya dan Bali. setiap pengiriman menggunakan dua mobil Truk berisikan sekitar 840-1.000 buah pisang beragam jenis yang diperkiraan menghabiskan modal 40 juta saat harga stabil dan 32 juta saat harga anjlok.
“Pisang itu di kirim ke luar kota seperti surabaya bali dan lainnya, jumlah tiap kali kirim sekitar 840 sampai 1.000 buah, jadi kalo perminggunya ada sekitar 2.000 pisang yang di kirimkan untuk luar kota” pungkasnya.
Menanggapi hal tersebut Abd. Karim, Kepala Desa Batuputih Kenek berharap potensi alam yang ada bisa dikelolah secara maksimal untuk menjadi sebuah produk dan mempunyai nilai jual lebih dari penjualan mentahnya.
“Sejauh ini banyak mahasiswa dari berbagi kampus yang KKN di Desa ini dan pengelolaan pisang mereka jadikan program unggulan namun hasilnya masih belum ada, makanya di harapkan potensi pisang ini ada yang bisa mengelola secara maksimal”, harapnya. (ENNO)