Kapolda Bali : Mari Merehabilit Hutan Bakau

Kapolda Bali Irjen.Pol. Drs. I Putu Jayan Putra,SH,M.Si.

DENPASAR, RadarBangsa.co.id – Kapolda Bali Irjen.Pol. Drs. I Putu Jayan Putra,SH,M.Si. Didampingi oleh Dirbimas Polda Bali,Dirpolairut Polda Bali,Kabidhumas Polda Bali dan Kapolresta Denpasar hadir dalam peduli kegiatan penanaman bakau “Hutan Mangrove”Desa Kedonganan segara Kerti,Senin 20/21

Untuk diketahui bersama bahwa pada tahun 2021, Indonesia ditunjuk sebagai negara pusat “mangrove” dunia (World Mangrove Center), hal tersebut dikarenakan Indonesia memiliki paru-paru dunia berupa hutan mangrove yang tersebar di beberapa daerah seperti di Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Papua Barat dan wilayah lainnya.

Bacaan Lainnya

Khusus di wilayah Bali, terdapat beberapa hutan “mangrove” yang menjadi cagar budaya alam seperti di Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Jembrana Dan Buleleng. Dimana dalam pemanfaatannya hutan mangrove sendiri memiliki sejuta fungsi diantaranya sebagai sumber penghasil oksigen dan penyerap karbon dioksida, tempat hidup biota laut, menahan badai hingga gelombang tsunami, mencegah abrasi di wilayah pesisir serta sebagai tempat pariwisata.

Dalam sambutannya Kapolda Bali Irjen. Pol. Drs. I Putu Jayan Danu Putra, M.Si., menyampaikan, bahwa ke-depan Provinsi Bali akan menghadapi event “Presidensi G-20” tahun 2022 dengan salah satu fokus dari bapak Presiden RI yaitu menunjukkan keseriusan Indonesia dalam merestorasi dan merehabilit hutan bakau.

“ Kita akan menghadapi event Presidensi G-20 tahun 2022 yang bertema “Recover Together Recover Stronger” dengan salah satu fokus dari bapak Presiden RI, yaitu menunjukkan keseriusan Indonesia dalam merestorasi dan merehabilitasi hutan mangrove, hutan gambut dan lahan kritis sebagai komitmen yang kuat dalam persiapan menghadapi perubahan iklim,” ucapnya.

Sebagai gambaran Putra asli Bali ini juga menyampaikan bahwa, saat ini ekosistem mangrove sebagai penyeimbang kawasan pesisir mulai terancam. Kualitas lingkungan pesisir terus mengalami degenerasi seiring dengan kenaikan jumlah penduduk di kawasan pesisir.

Hal tersebut dikarenakan meningkatnya kebutuhan terhadap sandang, pangan, papan, air bersih dan energi

“Saat ini kualitas lingkungan pesisir terus mengalami degenerasi seiring dengan kenaikan jumlah penduduk di kawasan pesisir. Nenek moyang kita telah mengajarkan untuk hidup berdampingan dengan alam dan lingkungan, seperti konsep palemahan dalam Tri Hita Karana yang mengajarkan tentang hubungan baik antara manusia dengan lingkungannya,” imbuhnya.

Melihat dari hal tersebut, Jenderal Bintang Dua di Pundak ini juga mengajak seluruh peserta, bahwa moment ini sangatlah tepat untuk menanaman pohon bakau, dengan tujuan untuk membangun ekosistem hutan “mangrove” sebagai pilar penyangga kehidupan dalam mencegah pemanasan global dan perubahan iklim, sehingga meningkatkan kualitas lingkungan

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *