LAMONGAN, RadarBangsa.co.id – Memiliki letak geografis di dataran rendah, Lamongan mampu mengembangkan buah durian. Desa Sugihan di Kecamatan Solokuro terdapat kebun durian yang subur dan produktif.
Salah satu kebun misalnya, memiliki tiga ribu pohon durian produktif, potensi ini mampu meningkatkan taraf ekonomi masyarakat utamanya petani durian.
Dengan melihat potensi tersebut Pemerintah Kabupaten Lamongan pada Oktober 2022 menyalurkan bibit durian sebanyak 1.176. Kebun durian di Desa Sugihan Kecamatan Solokuro ini juga akan dicanangkan sebagai agrowisata di Lamongan sebagai sentra durian.
“Tempat sangat berpotensi dan pasti ini kita integrasikan sebagai agrowisata. Sehingga jika sudah ditetapkan sebagai agrowisata, maka Pemkab akan melakukan fasilitasi penunjang seperti perbaikan akses jalan, lampu penerangan, dan lainnya,” tutur Bupati Lamongan Yuhronur Efendi saat melakukan petik buah durian, beberapa waktu yang lalu di kebun durian Sugihan.
Sementara salah satu petani durian Sugihan, Tatok juga menjelaskan produksi dalam sekali panen yang biasanya berlangsung sekitar Januari sampai Maret bahwa 1 pohon mampu menghasilkan 20 buah durian, dengan harga per kilonya mencapai 75 ribu.
“Kita panen satu tahun sekali, per kilonya 75 ribu dan biasanya satu pohon ada 20 durian,” tutur Tatok.
Pada lahan seluas 1 hektar, Tatok memiliki durian dengan ragam varietas diantaranya montong, masmuar, ketan, musang king, dan duri hitam. Pemilik lahan durian selama 20 tahun itu menerangkan bahwa penjualan tertinggi pada saat ini ialah durian jenis montong.
“Kalau saat ini yang menjadi favorit masyarakat ialah durian jenis montong,” katanya.
Lebih uniknya pada kebun durian Sugihan penjualan dilakukan dengan metode pemesanan sejak buah masih kecil dengan cara memasang name tag calon pembeli ke calon buah, dan saat buahnya sudah siap disantap sang pembeli akan dihubungi.
“Sistem penjualan kami tidak mengirim tapi didatangi ke sini. Biasanya calon pembeli akan memesan buah sejak buahnya kecil. Dan yang menjadi khas dari durian Sugihan ialah tidak dipanen kalau tidak jatuh sendiri dari pohonnya,” jelas Tatok.
Penggemar durian yang menjadi pelanggan kebun durian Sugihan biasanya berasal dari Surabaya, Bojonegoro, Babat, dan Mojokerto.