SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Gubernur Jawa Timur terpilih, Khofifah Indar Parawansa, menggelar peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW sekaligus haul untuk suaminya, Dr. Ir. H. Indar Parawansa, M.Si., ayahnya, H. Muhammad Ra’i, dan ibundanya, Hj. Rohmah, di kediamannya di Jemursari, Senin (27/1/2025) malam.
Yang istimewa dalam acara ini adalah kehadiran empat ulama besar dari Mesir: Syeikh Abdul Aziz Asy-Syahawi, Prof. Dr. Syeikh Muhammad Mehana, Prof. Dr. Syeikh Yusri Rusydi, dan Syeikh Muhammad Ahmad Mabruk Al Khusaini. Para ulama Al-Azhar Mesir tersebut juga tengah menghadiri seminar internasional di Universitas Abdul Chalim, Pacet.
Acara ini dihadiri lebih dari 3.000 jamaah Muslimat NU dari berbagai daerah, para ulama, habaib, serta jamaah dari berbagai majelis. Suasana berlangsung khusyuk dengan tausiyah penuh hikmah serta ijazah yang diberikan oleh para ulama Mesir.
Khofifah menyampaikan rasa syukur atas berkah acara tersebut. “Alhamdulillah, yang hadir adalah Muslimat NU, warga masyarakat, dan para tamu dari berbagai daerah. Acara diawali dengan salat Maghrib berjamaah, dilanjutkan dengan Yasinan dan tahlilan yang dihadiahkan untuk suami, ayahanda, dan ibunda. Semoga doa kita diterima Allah SWT,” ujarnya.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada para ulama yang memberikan pesan dan ilmu. “Siraman ilmu yang penuh hikmah malam ini semoga menambah keberkahan dan kebaikan bagi kita semua,” tambahnya.
Dalam tausiyahnya, Syeikh Abdul Aziz Asy-Syahawi menekankan keutamaan membaca, memahami, dan mentadaburi Al-Qur’an secara istiqamah. “Dzikir terbaik adalah Al-Qur’an. Rasulullah bersabda, barang siapa yang disibukkan dengan Al-Qur’an, Allah akan memudahkan semua urusannya,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa membaca Al-Qur’an memberikan 10 derajat pahala untuk setiap hurufnya. “Bacalah Al-Qur’an, maka Allah akan meninggikan derajatmu di akhirat. Surga itu memiliki derajat sebanyak 6.236, sesuai dengan jumlah ayat Al-Qur’an,” ungkapnya.
Sementara itu, Prof. Dr. Syeikh Muhammad Mehana mengapresiasi peran Khofifah dalam mendukung perempuan. “Perempuan adalah pembangun peradaban. Di tengah tantangan zaman, peran perempuan menjadi sangat penting,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya akhlak dalam berdakwah. “Pendakwah menggantikan posisi Nabi Muhammad. Maka, berakhlaklah mulia seperti Nabi Muhammad, baik dalam penampilan, perilaku, maupun tutur kata,” pesannya.
Prof. Dr. Syeikh Yusri Rusydi menambahkan bahwa dakwah harus dilakukan dengan hikmah dan kasih sayang, sebagaimana akhlak Rasulullah. “Nabi Muhammad berdakwah dengan cinta, tidak pernah berkata kasar, dan selalu menutup aib orang lain. Senyum beliau tidak pernah hilang,” ujarnya.
Selain tausiyah, Syeikh Yusri juga memberikan ijazah wirid Hizib Bahr karya Imam Abi Hasan Asy-Syadzili, yang dikenal memiliki banyak keutamaan dalam menghadapi kesulitan.
Di akhir acara, Khofifah mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang hadir dan mohon maaf atas segala kekurangan.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin