Kembangkan Pusat Wisata Herbal di Kota Batu, Tim Abdimas PKKPBI ITS Survey Lokasi

Survey Tim Abdimas PKKBI ITS di kota Batu

BATU, RadarBangsa.co.id – Kegiatan pengabdian masyarakat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang berkaitan dengan pengembangan wisata herbal berbasis teknologi akan dipusatkan di kota Batu.

Oleh karena itu, selama dua hari yang lalu (21-22 Juni 2020), tim pengabdian masyarakat (Abdimas) dari ITS melakukan survey lokasi rencana pengembangan pusat wisata herbal di kota Batu.

Bacaan Lainnya

Kepala Pusat Kajian Kebijakan Publik Bisnis dan Industri ITS, Arman Hakim Nasution menjelaskan bahwa, Kota Batu dipilih karena banyak pertimbangan. Terlebih lagi, pemerintah kota Batu juga memiliki perhatian serius untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam pengembangan wisata herbal agar lebih maju di mata dunia.

“Sudah saatnya, Indonesia menjadi pusat wisata herbal, seperti di China, Vietnam dan Korea,” terangnya pada keterangan tertulisnya. Rabu, (24/6/2020).

Menurut Arman, Kampus ITS dan Pemkot Batu memiliki visi yang sama untuk mengembangkan wisata herbal untuk mendukung pemerintah Indonesia.

“Terlebih, hari ini, masalah pandemi Covid-19 perlu perhatian semua pihak. Dalam hal ini, Pemerintah dan ITS juga sama-sama peduli pencegahan dan turut menjaga kesehatan masyarakat,” lugasnya.

Walikota Batu, Dewanti Rumpoko menyambut baik dan antusias saat tim Abdimas ITS Surabaya melakukan survey langsung setelah sebelumnya melakukan Zoom meeting antara tim ITS dan Ibu Walikota Batu.

“Selaku Walikota Batu, saya sangat senang dan menyambut rencana program ini agar segera terlaksana dengan baik dan bermanfaat bagi bangsa Indonesia, khususnya bagi warga masyarakat Batu,” bebernya.

“Wisata herbal di kota Batu akan menjadi daya tarik selain wisata yang sudah ada. Ini artinya, wisata herbal akan melengkapi wisata yang sudah ada. Bahkan, menjadi alternatif baru khususnya terkait wisata dalam bidang kesehatan berbasis lokal khas Nusantara”, tambahnya.

Arfan Fahmi dan Awik Puji Dyah Nurhayati dari tim survey ITS menjelaskan bahwa, kota Batu memiliki sejumlah keunikan tersendiri.

“Keunikan wilayah eduherbal Batu yang akan dirancang dan dibangun segera ini terletak pada integrasi antara pendidikan, kesehatan, wisata, bisnis dan riset yang berbasis herbal dari hulu, pembudidayaan tanaman, sampai hilir, branding dan pemasarannya,” paparnya.

“Pengembangan Teknologi Pengolahan Produk Herbal Ramah Lingkungan di kota Batu bisa dilakukan sebagai usaha peningkatan potensi daerah dan peningkatan ekonomi masyarakat setempat melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan pembuatan produk herbal,” lanjutnya.

Sementara itu, tim survey lainnya yang dipimpin Ema Umilia, Gogor A. Handiwibowo, dan Choirul Mahfud turut memberikan perhatian pada aspek desain dan pencitraan.

Menurutnya, konsep pengembangan kawasan Eduwisata berbasis Herbal di Kota Batu tentusaja perlu dirancang dengan cermat dan terintegrasi.

“Melalui penataan zona-zona pengembangan yang memperhatikan prinsip keserasian dan keberlanjutan lingkungan. Diharapkan kehadiran kawasan memberikan multiplier effect bagi pengembangan wilayah di sekitarnya,” ucap Ema.

“Selain itu, image kawasan Eduwisata Herbal Kota Batu akan diwakili dengan terbentuknya landmark atau ‘tetenger’ pada lokasi. Elemen ini dirancang sedemikian rupa dengan memperhatikan kearifan lokal yang dapat dijadikan magnet kawasan yang menarik dan memberikan kesan mendalam bagi wisatawan,” sambung Choirul.

Hertiari Idajati, Arief Budiono, dan Nurul Jadid, selaku tim survey ITS juga mengungkapkan bahwa, kawasan eduwisata herbal akan dikembangkan di kota Batu melalui penentuan daya dukung dan daya tampung kawasan.

“Untuk mengoptimalkan keistimewaan alami dan keistimewaan buatan serta meminimalisir kerusakan sumber daya alam dan lingkungannya dengan memperhatikan prinsip pengelolaan berkelanjutan,” ujarnya.

Lebih dari itu, teknologi budidaya tanaman yang akan dikembangkan di kawasan Eduwisata Herbal ini berbasis Integrated Organic Farming yang bersumber pada kearifan lokal kota Batu.

Hal ini diharapkan akan semakin memperkuat posisi kota Batu sebagai kawasan agropolitan modern di Jawa Timur. Bahkan, Kawasan eduwisata herbal juga akan melengkapi koleksi jenis wisata di kota batu, sehingga akan meleverage perekonomian masyarakat sekitar lokasi di Indonesia,” tutupnya.

(Ari)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *