SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Guna pengamanan produksi tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI, Kementerian Pertanian melaksanakan kegiatan Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (Gerdal OPT) dan Gerakan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (Gernang DPI).
Gerdal OPT dilaksanakan ramah lingkungan menggunakan Agens Pengendali Hayati (APH) dan Gernang DPI dan dilakukan petani, petugas popt dan TNI serta dilaksanakan dengan normalisasi saluran irigasi dalam rangka antisipasi dan mitigasi banjir serta menggerakkan Brigade La Nina.
Rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan di wilayah provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan D.I. Yogyakarta sekaligus sebagai bentuk bimtek Propaktani.
Direktur Perlindungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Takdir Mulyadi, Rabu (26/1/2022) mengatakan, selama ini wujud antisipasi banjir dilakukan melalui kegiatan perbaikan saluran. “Disamping itu petani kita ajarkan bagaimana mengintrepetasi data-data yang ada sehingga dapat terlaksana dengan benar proses pengamanan produksi,” kata Takdir.
Lebih lanjut Takdir mengungkapkan, rasa senangnya dengan hadirnya para POPT, petani serta TNI dalam upaya menyiapkan kegiatan antisipasi OPT khususnya. “Disini yang berkembang adalah penggunaan Paenibacillus, yaitu bahan yang dihasilkan laboratorium kita yang mana di Subang ini dan bisa mencover 100 ha,” terangnya.
Di dalam konsep ini, dengan meminimalkan penggunaan pupuk kimia kemudian perbanyak pupuk hayati dan organik. “Kami yakin petani dibawah bimbingan POPT bisa memberdayaan supaya petani membuat sendiri bahan pupuk organik, pupuk hayati, pestisida biologi dan pestisida hayati. Dan ini sangat efektif sekali,” tambah Takdir.
Takdir berharap, partisipasi semua pihak, petani, dinas, TNI dengan sigap melaksanakan dengan baik. “Terima kasih TNI yang ikut mendampingi kegiatan pengamanan potensi hasil dan semoga gerakan ini bisa masif dilaksanakan,” harapnya.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi mengatakan, agar semua memahani bahwa masalah pupuk dan pestisida naik bukan hanya di Indonesia.. “Kita diajarkan menggunakan pupuk kimia sebagai alternatif terakhir, kondisi pupuk mahal harus bisa kita siasati, kita ada kesempatan segera beralih menggunakan pupuk hayati organik,” kata Suwandi.
“Gunakan agen hayati bio pestisida pengelolaan PHT yang ramah lingkungan dan lebih efisien sehingga keberlanjutan lahan tetap terjaga sustainabilitasnya,” tambah Suwandi.
Suwandi mengarahkan, setiap provinsi dan kabupaten melakukan mapping daerah rawan sehingga gerdal sesuai target mapping. “Tolong daerah yang sering banjir serta kekeringan, dan wilayah endemis OPT menjadi perhatian khusus untuk ditangani terpadu dengan gerakan ini,” jelasnya.
Suwandi minta masing-masing dinas mereplikasi hal positif ini. “Silahkan daerah lain ikuti karena ini terbososan baru. Sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk selaku sigap dan tanggap mengamankan produksi pertanian demi tercapainya pertanian yang maju ,mandiri dan modern,” tandasnya.