LAMONGAN, RadarBangsa.co.id – Sebagai upaya percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Lamongan, kepala desa dan camat se-Kabupaten Lamongan menerima pembekalan budgeting dan advokasi dari anggota Komisi IX DPR RI, Muchamad Nabil Haroen. Acara ini tergambar melalui Sosialisasi Penurunan Stunting BKKBN dan Mitra DPR RI Muchamad Nabil Haroen di Gedung KORPRI Kabupaten Lamongan pada Senin (5/2/2024).
Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, menyatakan bahwa momen ini sangat penting dalam mempersiapkan generasi-generasi mendatang menuju Indonesia Emas 2045. Selain melakukan edukasi dan sosialisasi, Bupati Lamongan, akrab disapa Pak Yes, memperkenalkan program 1-10-100 (1 paket untuk 10 anak selama 100 hari) sebagai makanan tambahan untuk anak-anak penderita stunting.
“Pemberian makanan tambahan dari donatur, perusahaan, dan lainnya melalui gerakan 1-10-100 telah memberikan hasil nyata dengan lebih dari 2500 anak mendapatkan penambahan makanan melalui program ini,” ungkap Pak Yes.
Untuk mendukung program tersebut, Pak Yes menekankan penguatan infrastruktur posyandu, pustu, puskesmas, dan rumah sakit, seiring dengan optimalisasi sumber daya manusia (SDM) yang memadahi.
“Peningkatan kualitas SDM Lamongan terus berlangsung. Alhamdulillah, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2023 mencapai 74,5, menunjukkan posisi kita di rata-rata atas Provinsi Jawa Timur,” tambahnya.
Muchamad Nabil Haroen dari Komisi IX DPR RI menyambut baik komitmen Pemkab Lamongan dalam menekan angka stunting. Sebagai legislator, Gus Nabil siap untuk mengawal optimalisasi budgeting kebutuhan stunting di Lamongan dan menyediakan advokasi.
“Legislatif dan pemerintah perlu bersinergi, dan saya siap untuk mengadvokasi kepentingan Lamongan baik dari segi budgeting maupun legislasi. Keterlibatan masyarakat, terutama kepala desa, sangat penting. Saya menawarkan dukungan advokasi jika ada hal-hal yang membuat kita tidak nyaman,” ucap Gus Nabil.
Pada kesempatan yang sama, seluruh kepala desa dan camat di Kabupaten Lamongan menerima pembekalan sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana yang disampaikan oleh dr. Palupi Setyorini dari BKKBN Jawa Timur.
Dr. Palupi menjelaskan bahwa stunting, yang merupakan kurangnya gizi pada balita selama 1000 hari pertama kehidupan, dapat berdampak pada perkembangan otak dan tumbuh kembang anak. Ia mengingatkan orang tua untuk memberikan stimulasi pada balita, mengikuti Posyandu, dan memantau pertumbuhan anak melalui Kartu Menuju Sehat (KMS) serta kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB).
“Orang tua perlu memberikan simulasi pertumbuhan fisik, motorik, kolektif, dan sosio-emosional pada anak. Serta, penting untuk memantau pertumbuhan anak melalui KMS dan mengikuti kegiatan BKB, termasuk memberikan imunisasi sesuai jadwal,” pungkas dr. Palupi.