GRESIK, RadarBangsa.co.id – Calon Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, melakukan kunjungan ke kampung sentra penghasil kopyah atau songkok di kawasan Kemuteran, Kabupaten Gresik, pada Selasa (15/10/2024). Dalam kunjungannya, Khofifah mengunjungi tiga lokasi rumah yang menjadi pusat produksi kopyah di kampung tersebut. Dia menyaksikan langsung proses pembuatan pola, penjahitan, hingga pengemasan kopyah.
Sebagai mantan Menteri Sosial dan Menteri Pemberdayaan Perempuan, Khofifah memanfaatkan kesempatan ini untuk berdialog dengan warga kampung, mendengarkan berbagai tantangan yang dihadapi mereka, serta menggali informasi mengenai kondisi produksi dan pemasaran kopyah saat ini. Dalam perbincangannya, Khofifah mengapresiasi potensi besar kampung sentra kopyah tersebut dan menilai bahwa kampung ini layak untuk didorong menjadi “Desa Devisa.”
“Insya Allah, desa devisa di Jawa Timur terbanyak di Indonesia. Kampung ini memiliki potensi besar untuk menjadi desa devisa,” ujar Khofifah dengan tegas.
Khofifah menambahkan bahwa beberapa indikator untuk menjadi desa devisa sudah terpenuhi oleh kampung ini. Yang pertama, kampung tersebut memiliki produk unggulan, yaitu kopyah, yang diproduksi oleh sebagian besar warga. Kedua, banyak warga yang bekerja dalam produksi kopyah sehingga potensi untuk mendorong kemajuan ekonomi lokal sangat tinggi. Namun, ada satu syarat yang belum terpenuhi, yaitu keberadaan koperasi atau asosiasi formal yang mengelola produksi secara terorganisir.
“Nah, syarat yang ketiga adalah adanya asosiasi seperti koperasi, yang di sini belum terbentuk. Saat ini hanya ada perkumpulan biasa, tetapi jika bentuknya koperasi, itu belum ada,” jelas Khofifah.
Untuk mewujudkan hal ini, Khofifah berkomitmen membantu warga kampung ini dalam membentuk koperasi yang dapat mendukung proses produksi dan pemasaran. Menurutnya, setelah koperasi terbentuk, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) sebagai inisiator program Desa Devisa dapat hadir untuk melakukan asesmen apakah kampung ini layak mendapatkan status tersebut.
“Jika syarat-syarat sudah terpenuhi, biasanya tidak butuh waktu lama. Tim dari LPEI akan hadir untuk melakukan penilaian apakah disetujui atau tidak,” tambahnya.
Khofifah menjelaskan bahwa jika kampung ini berhasil mendapatkan Surat Keputusan (SK) sebagai Desa Devisa, banyak manfaat yang bisa diperoleh warga. Pertama, mereka akan mendapatkan pendampingan untuk meningkatkan kualitas produk. Kedua, warga akan mendapat bantuan permodalan yang lebih besar. Dan yang ketiga, akses pemasaran produk akan lebih luas, termasuk potensi untuk menembus pasar ekspor.
“Saya sudah tanya tadi, ternyata produknya sudah masuk ke Malaysia. Ini potensi besar yang harus dikembangkan, karena banyak negara seperti Pakistan, Afrika, dan lainnya yang juga membutuhkan kopyah,” ungkap Khofifah.
Selain itu, Khofifah juga menyebutkan bahwa di periode pertama kepemimpinannya sebagai Gubernur Jawa Timur, program One Pesantren One Product (OPOP) sudah berkembang dengan kerjasama bersama Islamic Development Bank (IsDB). Dengan demikian, ia berharap kampung ini dapat terhubung dengan pasar negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Di sisi lain, Rodiyah, salah satu pelaku usaha kopyah di kampung tersebut, menjelaskan bahwa puncak produksi kopyah biasanya terjadi pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
“Kalau bulan puasa dan lebaran, produksi di kampung ini bisa mencapai ribuan kodi. Tapi kalau bukan peak season, 20-30 kodi saja sudah alhamdulillah,” ungkap Rodiyah.
Rodiyah menambahkan bahwa dalam hal pemasaran dan pemesanan, warga kampung selalu berkoordinasi dengan baik. Jika ada yang mendapatkan pesanan besar, biasanya pekerjaan tersebut akan dibagikan kepada warga lainnya agar semua terlibat dan produksi tetap berjalan lancar. Kampung ini melayani berbagai pesanan, termasuk kopyah hitam polos, bordir, atau model lainnya sesuai permintaan pelanggan.
“Kami berharap Ibu Khofifah bisa kembali menjadi Gubernur Jawa Timur dan terus mendukung agar kampung ini semakin maju,” pungkas Rodiyah.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin