LAMONGAN, RadarBangsa.co.id – Gubernur Jawa Timur terpilih, Khofifah Indar Parawansa, mengunjungi sentra kerajinan tenun ikat di Desa Parengan, Kecamatan Maduran, Kabupaten Lamongan, pada Minggu (19/01/2025). Dalam kunjungan ini, Khofifah menyampaikan apresiasi dan kekagumannya terhadap keberlanjutan industri tenun ikat yang terus eksis di tengah berbagai tantangan ekonomi. Ia menilai ketekunan para pengrajin dalam menjaga warisan budaya sekaligus berinovasi menjadi kunci utama bagi popularitas tenun ikat Parengan, baik di pasar lokal maupun internasional.
“Saya sangat mengapresiasi dedikasi para pengrajin di Parengan yang terus menjaga dan mengembangkan industri tenun ikat ini. Sudah sampai generasi ketiga, mereka bukan hanya mempertahankan warisan leluhur, tetapi juga mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Pesanan yang datang dari berbagai daerah hingga luar negeri menunjukkan bahwa kualitas tenun ikat Parengan sudah diakui secara luas,” ujar Khofifah.
Khofifah juga melihat langsung proses pembuatan tenun ikat, mulai dari pemintalan benang, pewarnaan alami, hingga teknik menenun tradisional yang masih digunakan hingga saat ini. Ia mengapresiasi bagaimana pengrajin tetap mempertahankan teknik klasik sambil mengadaptasi motif-motif baru sesuai dengan selera pasar masa kini. Bagi Khofifah, keberlanjutan industri ini membuktikan bahwa ekonomi kreatif berbasis budaya memiliki potensi besar untuk berkembang.
Selain meninjau proses produksi, Khofifah juga berbincang dengan sejumlah pelaku usaha dan perajin tenun di desa tersebut. Ia menyampaikan bahwa sektor kerajinan, seperti tenun ikat Parengan, berperan penting dalam menggerakkan perekonomian daerah. Oleh karena itu, pemerintah akan terus memberikan dukungan agar industri ini semakin berkembang dan memiliki daya saing yang lebih kuat di pasar nasional maupun internasional.
“Sentra kerajinan seperti ini harus terus kita dukung agar mampu bersaing lebih luas. Pemerintah akan berupaya membantu dalam hal akses pemasaran, pelatihan sumber daya manusia, serta kemudahan permodalan. Harapan kami, industri tenun ikat Parengan bisa menjadi ikon kebanggaan Jawa Timur yang semakin dikenal dunia,” tambahnya.
Sebagai pengakuan atas kontribusi ekonomi kreatifnya, sejak tahun 2022, Desa Parengan telah menyandang predikat sebagai Desa Devisa, sebuah program yang diinisiasi oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan ekspor, memberikan pendampingan, akses ke pasar internasional, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Status Desa Devisa membuktikan bahwa produk tenun ikat Parengan tidak hanya memiliki nilai seni dan budaya tinggi, tetapi juga daya saing di pasar global.
Khofifah juga menekankan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga kelestarian industri tenun ikat agar tidak tergerus oleh perkembangan zaman. Menurutnya, inovasi dan digitalisasi pemasaran menjadi kunci untuk memperkenalkan produk lokal, seperti tenun ikat Parengan, ke pasar yang lebih luas. Ia mendorong para pelaku usaha untuk memanfaatkan platform digital dan media sosial sebagai sarana promosi serta memperluas jangkauan pasar.
“Kita harus memanfaatkan teknologi untuk memperkenalkan produk unggulan daerah ke pasar global. Saya ingin melihat lebih banyak tenun ikat Parengan hadir di berbagai platform e-commerce dan dijual ke berbagai negara. Ini bukan hanya soal bisnis, tetapi juga cara kita melestarikan budaya bangsa,” ujar Khofifah.
Di akhir kunjungannya, Khofifah menegaskan komitmennya untuk mendorong penguatan sektor ekonomi kreatif sebagai bagian dari program pembangunan di Jawa Timur. Ia juga mengapresiasi semangat para pengrajin yang tetap bertahan dan terus berinovasi meski menghadapi berbagai tantangan. Dengan dukungan yang tepat, Khofifah optimistis bahwa tenun ikat Parengan akan semakin berkembang dan memberi manfaat besar bagi masyarakat setempat.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin