JOMBANG, RadarBangsa.co.id – Calon Gubernur Jawa Timur terpilih, Khofifah Indar Parawansa, meninjau langsung kondisi banjir yang melanda Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, pada Selasa (10/12). Kunjungan ini bertujuan untuk memberikan dukungan kepada warga terdampak dan memastikan bantuan tersalurkan dengan baik.
Dalam peninjauan tersebut, Khofifah mendatangi dua lokasi utama. Titik pertama adalah Kantor Desa Jombok, tempat puluhan warga mengungsi, termasuk anak-anak, ibu-ibu, dan lansia. Warga baru mulai mengungsi hari ini, meskipun banjir telah berlangsung selama empat hari, karena ketinggian air terus meningkat.
Khofifah menyapa para pengungsi dan membagikan makanan serta es krim kepada anak-anak. Salah satu momen berkesan adalah saat seorang anak pengungsi bernama Nadin, usia 3 tahun, terus menggandeng tangan Khofifah sambil meminta es krim dan cokelat. “Mau es krim sama coklat,” ujar Nadin, yang kemudian disambut Khofifah dengan membawa es krim dan kue untuk dibagikan kepada semua anak di pengungsian.
Di lokasi yang sama, Khofifah juga menyempatkan diri mengunjungi dapur umum yang dikelola oleh Tagana. Dapur ini menyiapkan sekitar 5.600 nasi bungkus setiap harinya untuk warga terdampak banjir.
“Kebutuhan dasar seperti makanan, minuman, dan kesehatan sangat penting untuk dipenuhi. Kami juga menyerahkan bantuan logistik berupa beras, lauk cepat saji, tikar, dan kebutuhan lainnya,” ungkap Khofifah.
Peninjauan Khofifah dilanjutkan dengan menyapa warga yang masih bertahan di rumah masing-masing meskipun air telah mencapai ketinggian satu meter. Dengan menggunakan perahu karet dan didampingi Camat, Kepala Desa, tim BPBD, serta relawan, Khofifah membagikan makanan, roti, dan bahan pokok langsung kepada warga.
“Kita upayakan supaya banjirnya segera surut, nggeh,” ujar Khofifah kepada warga.
Khofifah menjelaskan bahwa banjir di Desa Jombok berbeda dengan banjir di Pasuruan dan Mojokerto yang sebelumnya ia tinjau. Jika banjir di Pasuruan dan Mojokerto bersifat genangan yang dapat diatasi dengan pemompaan, banjir di Jombok disebabkan oleh aliran air yang terhambat sedimentasi di dam siphon Avur Watudakon.
“Maka butuh pengerukan yang harus dilakukan 24 jam. Saat ini yang beroperasi baru sekitar 4 jam. Kami akan berkomunikasi dengan BPWS Brantas, Kadis Sumber Daya Air Provinsi Jatim, dan Kalaksa BPBD Jatim untuk mempercepat proses pengerukan,” kata Khofifah.
Selain sedimentasi, keberadaan enceng gondok juga menjadi faktor penyebab banjir. Khofifah menegaskan bahwa mitigasi lebih komprehensif diperlukan untuk menghadapi musim hujan.
“Ini PR kita semua. Pengerahan alat berat harus dilakukan untuk mengatasi enceng gondok agar aliran air bisa lancar,” tegasnya.
Khofifah optimistis dengan maksimalisasi pengerukan dan pembersihan enceng gondok, banjir di Desa Jombok dapat segera teratasi.
“Kami berkomitmen memastikan semua langkah ini berjalan cepat dan efektif,” tutup Khofifah.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin