SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur nomor urut 2, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak, tampil penuh percaya diri dalam debat kedua yang diadakan KPU Jawa Timur di Grand City Surabaya pada Minggu malam, (3/11/20240. Khofifah mengenakan batik Gedog khas Tuban bernuansa biru, selaras dengan dasi biru Emil. Sebelum debat dimulai, pasangan ini bersama relawan menjalani doa bersama yang dipimpin oleh KH Asep Syaifuddin Chalim dari Pondok Pesantren Ammanatul Ummah.
Membuka penampilan dalam debat, Khofifah menegaskan keberhasilan yang telah dicapai selama lima tahun masa jabatannya. Salah satu capaian utama adalah investasi sebesar Rp 145 triliun di tahun 2023, rekor tertinggi selama lima tahun.
Ia juga mengungkapkan Jawa Timur telah menerima 738 penghargaan, sebuah pencapaian yang diklaimnya sebagai hasil kerja keras dan kolaborasi seluruh elemen pemerintahan dan masyarakat.
“Kami bersyukur atas kemajuan nyata yang tercapai di Jatim. Dalam lima tahun terakhir, investasi naik tajam, dan ini berdampak pada pembukaan lapangan kerja, sehingga tingkat pengangguran lebih rendah dari rata-rata nasional,” ujar Khofifah.
Selain itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jatim berhasil melampaui angka nasional, diikuti oleh berbagai penghargaan tingkat regional, nasional, hingga internasional.
Sistem pemerintahan yang transparan dan antikorupsi juga menjadi sorotan. Khofifah menjelaskan bahwa sejak awal menjabat, ia menerapkan konsep CETTAR (Cepat, Efektif, Efisien, Tanggap, Transparan, Akuntabel, dan Responsif) untuk membangun tata kelola yang bersih. Bahkan, ia menciptakan kebijakan untuk memperkuat zona integritas anti-korupsi melalui Peraturan Gubernur Nomor 64 tahun 2019. Di sisi lain, Jatim juga meraih skor tinggi dalam pencegahan korupsi, yakni 92 poin dari KPK, melampaui rata-rata nasional.
Dalam inovasi birokrasi, Khofifah tidak hanya mendorong setiap dinas, tetapi setiap unit di bawahnya untuk menciptakan inovasi baru yang dipresentasikan setiap awal tahun. Upaya ini menjadikan Jatim sebagai provinsi paling inovatif di Indonesia, menurut Kementerian Dalam Negeri. Pada aspek pengurangan kemiskinan ekstrem, Khofifah menyebutkan bahwa angka kemiskinan ekstrem di Jatim turun drastis dari 4,4% menjadi 0,66% per Maret 2024, suatu pencapaian yang menurutnya menegaskan komitmen dan sinergi seluruh pihak.
Emil Dardak juga menyoroti pentingnya birokrasi yang berdampak, menunjukkan bahwa ratusan penghargaan yang diraih Jatim bukan sekadar formalitas, melainkan bukti nyata keberhasilan. Ia berharap momen debat ini dapat menjadi ajang penyampaian data dan klarifikasi agar masyarakat lebih memahami hasil kerja pemerintah yang mungkin jarang diekspos.
Khofifah pun mengungkapkan bahwa komunikasi dengan para kepala daerah di Jatim telah dipermudah melalui grup WhatsApp, meski sempat terkendala oleh kepala daerah yang enggan bergabung. Namun, hal tersebut akhirnya dapat diatasi dengan pergantian kepala daerah yang baru bersedia masuk dalam grup.
“Bismillah, semoga pilkada ini dapat menjadi ajang konstruktif untuk meraih cita-cita besar, menjadikan Jatim sebagai gerbang baru Nusantara,” pungkas Emil dengan optimisme.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin