MALANG, RadarBangsa.co.id – Program Sekolah Inovatif Ketahanan Pangan (SIKAP) di SMAN 1 Dampit, Kabupaten Malang, menarik perhatian Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Dalam kunjungan kerjanya, Jumat (31/10), Khofifah secara langsung meninjau kebun edukatif seluas empat hektare yang dikelola para siswa dan guru. Lahan yang dulunya menjadi tempat pembuangan sampah kini disulap menjadi kawasan hijau produktif berisi ratusan jenis tanaman pangan dan hortikultura.
Didampingi Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Aries Agung Paewai dan Kepala SMAN 1 Dampit Yudi Krisdianto, Gubernur Khofifah berkeliling di antara deretan tanaman yang tumbuh subur—mulai dari blonceng, bayam Brazil, pisang, alpukat, tomat, hingga durian dan talas Bentoel. Ia bahkan mencoba mencicipi buah rukem langsung dari pohonnya, sebuah pengalaman langka yang menambah kesan tersendiri dari kunjungan tersebut.
“Saya kagum dengan lahan pertanian di sini. Total ada sekitar 300 jenis sayur dan buah. Semangat para siswa dan guru luar biasa dalam mengembangkan SIKAP dengan tanaman lokal negeri ini,” kata Khofifah dengan nada antusias.
Ia menegaskan, pendidikan bukan hanya soal intelektual, tetapi juga pembentukan karakter dan kecintaan terhadap alam.
“Sekolah harus menjadi ruang inovasi dan laboratorium kehidupan. Anak-anak perlu diajarkan untuk mencintai bumi, berkreasi, dan belajar langsung dari alam,” ujarnya.
Kepala Sekolah SMAN 1 Dampit, Yudi Krisdianto, menjelaskan bahwa proyek SIKAP lahir dari ide sederhana untuk memanfaatkan lahan tidak produktif. Sebelumnya, area belakang sekolah menjadi tempat pembuangan sampah dan terlihat kumuh. Pada 2024, gagasan untuk menjadikannya kebun edukatif mulai diwujudkan, melibatkan seluruh guru dan siswa. Kini, seluruh area berubah total: hijau, bersih, dan produktif.
“Yang mengelola kebun adalah guru dan siswa. Kami menamai program ini Sekolah Inovatif Ketahanan Pangan, disingkat SIKAP,” jelas Yudi.
Menurutnya, program ini bukan sekadar kegiatan ekstrakurikuler, tetapi bagian integral dari pembelajaran lintas mata pelajaran—mulai dari biologi, geografi, ekonomi hingga kewirausahaan. Hasil panen dijual ke wali murid, guru, dan masyarakat sekitar, sekaligus menjadi sumber dana mandiri sekolah.
Ketua Tim Adiwiyata SMAN 1 Dampit, Kustiawati, menambahkan bahwa program ini membawa banyak dampak positif. Selain menumbuhkan kepedulian lingkungan, kegiatan bertani juga menjadi ajang pembelajaran nyata bagi siswa dan guru.
“Biasanya kami memegang buku dan papan tulis, sekarang kami belajar memegang cangkul, mencabut rumput, dan membuat pupuk sendiri. Semua pupuk di sini organik, hasil olahan kami sendiri dari dedaunan dan limbah alami,” terangnya.
Selain menjadi media pembelajaran, hasil pertanian juga membantu memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar dengan harga terjangkau.
“Kami menjual hasil kebun seperti sereh, blonceng, kacang panjang, dan sayur-mayur organik. Dengan begitu, masyarakat bisa mendapatkan pangan sehat, sekaligus mendukung program pemerintah,” tambah Kustiawati.
Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah menyebut langkah SMAN 1 Dampit sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan ketahanan pangan sebagai prioritas nasional.
“Upaya ini mendukung langsung program Presiden dan Wakil Presiden dalam memperkuat ketahanan pangan. Kita ingin sekolah menjadi bagian dari gerakan nasional ini,” ujar Khofifah.
Menurutnya, ketahanan pangan tidak hanya bisa dibangun dari lahan pertanian luas atau petani besar, tetapi bisa dimulai dari ruang-ruang kecil seperti halaman sekolah. “Dari sekolah, dari anak-anak muda, bisa tumbuh semangat kemandirian pangan. SMA inovatif seperti ini adalah cerminan masa depan pertanian Indonesia,” tegasnya.
Khofifah berharap program SIKAP menjadi model inspiratif yang bisa diterapkan di seluruh jenjang pendidikan, mulai PAUD hingga madrasah aliyah.
“Bayangkan kalau setiap sekolah menanam satu jenis pangan saja, betapa besar kontribusi kita terhadap ketahanan pangan bangsa,” katanya.
Selama kunjungan, Khofifah juga memberikan sejumlah bantuan sosial. Sebanyak 10 siswa afirmasi menerima sepatu sekolah, sementara 13 tenaga kebersihan dan keamanan mendapat paket sembako. Takmir Masjid Fatahillah SMAN 1 Dampit menerima bantuan sarung, mukenah, dan sajadah.
Selain itu, Khofifah menyerahkan bantuan pembangunan masjid sebesar Rp50 juta. “Saya berharap bantuan ini bisa dimanfaatkan sebaik mungkin agar masjid segera rampung. Masjid di sekolah bukan hanya tempat ibadah, tapi juga pusat pembentukan karakter berakhlak mulia,” ujarnya.
Program SIKAP di SMAN 1 Dampit telah mendapat pengakuan di tingkat provinsi. Sekolah ini meraih juara 3 kategori inovasi ketahanan pangan dalam ajang SMA Award. Keberhasilan itu menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara pendidikan, lingkungan, dan ketahanan pangan bisa diwujudkan secara konkret.
“Saya bangga Ibu Gubernur bisa hadir langsung. Kunjungan ini memberi motivasi bagi kami untuk terus berinovasi. Ibu juga sempat memanen langsung blonceng, kacang panjang, kangkung, dan bayam Brazil,” ujar Kepala Sekolah Yudi Krisdianto.
Ke depan, SMAN 1 Dampit berencana memperluas area kolam ikan lele dan memperkaya jenis tanaman yang dibudidayakan. Kolam yang menjadi bagian integral sistem pertanian terpadu akan dikembangkan menjadi *eco-fish pond* dengan sirkulasi air alami dan pakan organik hasil fermentasi dedaunan.
“Kolam diperbesar supaya bisa menampung lebih banyak ikan dengan ukuran beragam,” saran Khofifah di sela peninjauan.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin










