BLITAR, RadarBangsa.co.id – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, resmi meresmikan 68 unit hunian sementara (huntara) yang tersebar di tiga lokasi berbeda. Huntara ini terletak di Desa Maron, Kecamatan Kademangan dengan jumlah 11 unit, Desa Kalitengah, Kecamatan Panggungrejo sebanyak 10 unit, dan Desa Balerejo, Kecamatan Panggungrejo dengan 47 unit. Selain itu, Gubernur Khofifah juga meresmikan Jembatan Resapombo di Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar, pada Kamis (25/1).
Upacara peresmian ditandai dengan penandatanganan empat prasasti, masing-masing tiga prasasti untuk lokasi huntara dan satu prasasti untuk Jembatan Resapombo. Gubernur Khofifah didampingi oleh Sekda Kabupaten Blitar, Izul Marom, dan Kalaksa BPBD Provinsi Jatim, Gatot Soebroto.
Gubernur Khofifah menyampaikan bahwa 68 unit Huntara ini merupakan hasil pembangunan oleh Pemprov Jawa Timur dengan status kepemilikan tanah kas desa. Huntara tersebut diperuntukkan bagi warga yang harus direlokasi akibat bencana tanah gerak beberapa tahun lalu.
“68 unit Huntara ini telah dibangun untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat agar dapat tinggal dengan tenang, aman, dan nyaman, serta membuka peluang ekonomi baru yang lebih baik ke depannya,” ungkapnya.
Khofifah menekankan bahwa fenomena alam seperti tanah gerak sangat berbahaya dan sulit diprediksi. Oleh karena itu, Pemprov Jatim bersama BPBD dan tim telah melakukan assessment detail terkait lahan yang akan ditempati oleh warga terdampak tanah gerak.
“Jawa Timur berada di zona ring of fire, sehingga kita perlu membangun kewaspadaan dan mitigasi bersama. Fenomena tanah gerak tidak bisa diprediksi secara luas, oleh karena itu, mitigasi yang lebih komprehensif sangat diperlukan untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan,” jelas Gubernur Khofifah.
Gubernur Khofifah mengapresiasi sinergi antara Pemprov Jawa Timur dan Pemkab Blitar dalam menyediakan hunian sementara. Melalui skema kerjasama, Pemkab Blitar menyediakan lahan, sementara Pemprov Jatim membangun huntara melalui Bantuan Tidak Terduga (BTT).
Selain peresmian huntara, Gubernur Khofifah juga meresmikan rekonstruksi Jembatan Resapombo di Kecamatan Doko. Jembatan tersebut menghubungkan Desa Resapombo dan Desa Sumberurip dan mengalami kerusakan akibat banjir pada 5 Oktober 2022.
“Jembatan Resapombo memiliki bentang 4 meter, lebar 6 meter, dan tinggi 7 meter. Saat ini, jembatan ini dapat dilalui oleh kendaraan roda 2 dan roda 4 dengan kapasitas maksimal 8 ton. Semoga jembatan ini menjadi pintu pembuka rezeki bagi masyarakat ke depannya,” tambah Khofifah.
Sekda Blitar, Izul Marom, menyampaikan terima kasih kepada Pemprov Jatim atas respons cepat terkait penanganan warga Kabupaten Blitar yang terdampak bencana tanah gerak. Meski demikian, ia mengakui bahwa masih ada pekerjaan rumah bagi Pemkab Blitar untuk menyediakan huntara bagi warga terdampak tanah gerak lainnya.
“Alhamdulillah, masyarakat sudah merasa nyaman menempati huntara ini. Kami Pemkab Blitar berterima kasih atas respons cepat Pemprov Jatim. Terima kasih kepada Ibu Gubernur yang telah menyediakan huntara untuk warga terdampak tanah gerak,” ucap Izul Marom.
Pada akhir acara peresmian huntara, Gubernur Khofifah secara simbolis menyerahkan kunci rumah, kompor, dan sembako kepada perwakilan penerima manfaat huntara. Salah satu warga terdampak, Siti Kartika (34), menyatakan kebahagiaannya dengan hunian sementara ini. Sebelumnya, dia tinggal bersama kakeknya dan terpaksa mengungsi setelah rumahnya rusak parah akibat tanah gerak.
“Bagian belakang rumah itu longsor, jadi tidak bisa ditempati. Kami mengungsi ke rumah saudara. Kini, dengan hunian sementara yang layak dan aman, saya mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Blitar dan Provinsi Jawa Timur yang telah memberikan bantuan sehingga saya dan kakek saya bisa tinggal dengan tenang,” ungkap Siti Kartika. Dia pun mengakhiri ucapan dengan harapan agar Gubernur Khofifah tetap sehat dan menjadi gubernur lagi di periode berikutnya.