SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul ‘Ulama, Khofifah Indar Parawansa, menerima penghargaan berupa pin emas dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai tokoh perempuan inspiratif yang peduli terhadap sosial, kemanusiaan, dan penanggulangan bencana di Indonesia.
Penyerahan pin emas tersebut dilakukan oleh Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, dalam acara jumpa tokoh pada peringatan hari Pramuka ke-63 yang berlangsung di Dyandra Convention Center Surabaya pada Selasa, (30/07).
Dengan penghargaan ini, Khofifah merasa lebih termotivasi untuk memperkuat komitmennya dalam menerapkan nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian sosial dalam mengatasi bencana alam.
“Penghargaan ini semakin memotivasi saya untuk terus menunjukkan nilai-nilai kemanusiaan dan sosial dalam menghadapi bencana serta meningkatkan upaya resiliensi di Jawa Timur,” ujarnya.
Khofifah menambahkan, mengingat Indonesia, khususnya Jawa Timur, berada di wilayah Cincin Api Pasifik, penting untuk memiliki kemampuan resiliensi yang kuat dalam menghadapi bencana melalui kolaborasi berbagai elemen, yang dikenal dengan istilah pentahelix.
“Syukurlah, masyarakat kita menerapkan sistem gotong royong yang sangat solid,” katanya.
Khofifah menegaskan bahwa keberhasilan ini adalah hasil sinergi banyak pihak dalam penanggulangan bencana di Jawa Timur. Bersama media, akademisi, dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat, termasuk relawan, memiliki peran krusial dalam kesiapsiagaan bencana. Pilar sosial seperti Tagana juga berperan sebagai garda terdepan dalam penanggulangan bencana.
“Terima kasih atas kerja keras dan kolaborasi semua pihak dan stakeholder di Jawa Timur sehingga daerah ini dapat menghadapi bencana dengan tangguh,” tambahnya.
Ke depan, Khofifah menegaskan perlunya peningkatan penanggulangan dan mitigasi bencana setiap tahunnya. Salah satu langkahnya adalah memanfaatkan digitalisasi melalui aplikasi Sistem Manajemen Informasi Terintegrasi Penanggulangan Bencana (SMART-PB).
Selain itu, dia juga mengingatkan pentingnya aplikasi InaRISK yang berfungsi sebagai portal untuk kajian risiko bencana dan pemantauan indeks risiko bencana di Indonesia.
“Tim BPBD Jatim juga melakukan pemantauan fenomena alam melalui Pusdalops (Pusat Pengendalian Operasi) BPBD Jatim, yang mencakup aktivitas gunung api, titik api (Karhutla), aktivitas gempa bumi, cuaca, tinggi muka air sungai, arah pergerakan angin, serta pasang surut gelombang laut,” tutupnya.